Lalat

Oleh: Jaya Suprana

DUA jenis serangga yang berevolusi menjadi satwa domestik di perumahan manusia adalah nyamuk dan lalat.

Tidak sama dengan anjing dan kucing, nyamuk dan lalat berperan sebagai hewan yang alih-alih dipelihara, malah dikejar-kejar untuk dibasmi habis sebab dianggap membahayakan kesehatan manusia. Lalat relatif lebih dibenci manusia akibat dianggap lebih jorok ketimbang nyamuk.

Larva nyamuk dalam bentuk jentik-jentik hidup di dalam air bersih, sementara larva lalat dalam bentuk ulat bersarang di dalam buah dan daging busuk.

Lalat menjadi pengganggu kehidupan manusia terutama di kawasan urban di mana sampah yang dibuang oleh manusia bertumpuk secara berlimpah-ruah. Lalat juga berkeliaran di peternakan demi mengerumuni hewan ternak mulai dari ayam, bebek sampai babi dan sapi. Bahkan ada jenis lalat vampir gemar menghisap darah kuda.

Menjijikkan
Lalat dewasa berukuran sekitar 5 sampai 7 milimeter dengan warna tubuh abu-abu sampai hijau metalik dengan abdomen berwarna kuning menjijikkan serta garis-garis longitudal pada thorax dan mata terdiri dari ribuan facet.

Lalat mampu berjalan horisontal di atas meja mau pun vertikal di dinding bahkan mampu bergantung diri sambil menempel di langit-langit akibat cairan perekat yang diproduksi kaki lalat. Lalat jenis musca domestica tidak bisa menggigit mau pun menusuk kulit manusia seperti nyamuk. Namun akibat dikenal gemar hinggap di kotoran dan sampah maka kaki lalat berperan sebagai kapal-induk jutaan mikro-organisme sehingga lalat ditakuti sebagai satwa super jorok. Manusia selalu berusaha mengusir bahkan membunuh lalat domestika agar jangan sampai hinggap di makanan dan minuman mau pun tubuh manusia. Sementara sapi lazim mengusir lalat dengan kibasan ekornya.

Horor
Tidak ada manusia kecuali yang menderita gangguan mental gemar memelihara lalat.

Di masa kanak-kanak saya gemar mempelajari perangai satwa maka sempat memelihara berbagai jenis serangga mulai dari jangkrik, semut, belalang sembah, undur-undur sampai nyamuk namun tidak pernah lalat.

Wajar jika saya banyak keliru dalam menafsirkan lalat melalui jalur lalatomologi. Meski atau karena dianggap menjijikkan, pada tahun 1986 lalat diangkat ke layar lebar oleh sutradara David Cronenberg menjadi tokoh utama film horror fiksi-sains berjudul The Fly dibintangi Jeff Goldblum sukses besar Box-Office bahkan berjaya memenangkan Oscar untuk kategori Best Make-up sukses memodifikasi kepala Jeff Goldblum menjadi monster berkepala lalat. (*)

* Pembelajar Kebudayaan dan Peradaban.