KPK

Kastara.ID, Jakarta – Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku kerap dituduh radikal. Hal ini tak lepas dari penampilannya yang kini berjenggot. Selain itu dalam kesehariannya, Novel sering menggunakan celana di atas mata kaki atau yang disebut ‘celana cingkrang.’

Menurut Novel, tuduhan terpapar radikalisme saat ini bukan hanya ditujukan kepadanya, melinkan juga lembaga KPK. Bahkan di media sosial kini sedang ramai dibicarakan tentang kemungkinan KPK telah disusupi paham radikal. Sebagian warganet menyebut KPK telah terpapar radikalisme dan ‘Islam Cingkrang.’

Terkait hal itu, Novel menyatakan ikhlas jika lantaran penampilannya ia disebut radikal dan taliban. Penyidik yang menjadi korban penyiraman air keras ini mengaku hanya berusaha berpenampilan dan berbusana sesuai sunnah Rasulullah SAW. Novel menduga orang yang menuduhnya tersebut kurang memiliki pengetahuan yang cukup dibidang tersebut.

Sementara itu Wakil Ketua KPK Saut Situmorang meminta masyarakat tidak khawatir lembaganya terpapar radikalisme. Saut menduga isu radikalisme di tubuh KPK tak lepas dari panitia seleksi pimpinan (pansel capim) KPK 2019-2023 yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Padahal pelibatan BNPT, menurut Saut, justru dilakukan guna mencegah radikalisme masuk ke KPK.

Saut juga meminta masyarkat tidak memandang KPK hanya dari jenggot, pakaian atau penampilannya saja. Terlebih di KPK ada pula yang mengenakan jeans, jas, dan berdasi. Saut menegaskan KPK adalah Merah Putih, lambang Garuda Pancasila terpampang di gedung tersebut. (rya)