Kastara.id, Jakarta – Hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan telah menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Banjir bandang kembali menerjang daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada Rabu (21/9) pukul 01.00 WIB. Meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 sampai 2 meter.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pencarian dan penyelamatan korban banjir bandang di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan.

“Laporan resmi dari Posko Tanggap Darurat Banjir Bandang Garut dilaporkan bahwa 16 korban tewas dan delapan korban masih dalam pencarian. Sekitar 1.000 jiwa diungsikan di Korem 062 Tarumanegara, Kodim 0611 Garut, dan beberapa pos pengungsian lain,” kata Sutopo di Jakarta, Rabu (21/9).

Identitas korban jiwa tewas yang dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Garut yakni Nawawi (65) alamat Asrama Lapang Paris, Iis (35) alamat Asrama Lapang Paris, Irsyad Dwi Maulana (8) anak dari Iis, Rezal (8), Oom (70) alamat belum diketahui, Ahmat solihin (4) warga Kampung Bojong Sidika Desa Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul, Siti (25) alamat Cimacan, Nyonya X alamat belum diketahui, Santi (38) alamat Lapang Paris Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarkid sudah ada keluarga, Nyonya X (70) alamat belum diketahui.

Kemudian Repina (7) alamat Lapang Paris Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarkid sudah ada keluarga, Jana (35) warga Bojong Larang diketemukan di wilayah Koramil Banyuresmi, dua laki-laki usia 35 tahun dan 40 tahun dan seorang anak perempuan usia lima tahun.

Tim SAR Gabungan dari Basarnas, BNPB, BPBD Garut, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, Polri, Dinas PU, Tagana, Senkom Polri, NGO, dan relawan melakukan evakuasi korban. Posko darurat, dapur umum, dan posko kesehatan telah didirikan.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi. Dampak kerusakan rumah dan bangunan masih dalam pendataan. Banyak rumah rusak akibat terkena dampak longsor dan material banjir bandang.

“Masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang. La Nina, dipole mode negatif, dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor,” kata Sutopo.

Menurutnya, pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat. Posko dan dapur umum telah didirikan. “Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan,” ujar Sutopo. (nad)