Kedelai

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah mengharapkan petani mengunakan bibit kedelai unggul Genetically Modified Organism (GMO) demi mendorong ketahanan pangan nasional. Selain menjaga ketersediaan bahan pangan, langkah tersebut juga untuk menjaga harga pangan supaya tetap stabil. Dengan menanam bibit kedelai unggul GMO yang telah direkayasa secara genetik tersebut, diharapkan produksi kedelai per hektarenya bisa melonjak beberapa kali lipat.

“Dengan menggunakan GMO itu produksi per hektarenya itu bisa naik dari yang sekarang sekitar 1,6-2 ton per hektare, itu bisa menjadi 3,5-4 ton per hektare,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat di Istana Negara (19/9).

Menko Airlangga menambahkan, dalam rapat tersebut Presiden Joko Widodo memberi arahan agar produksi kedelai nasional ditingkatkan sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri tidak 100 persen bergantung kepada impor. Presiden juga menghendaki ketersediaan kedelai tidak 100 persen tergantung impor karena dari hampir seluruh
kebutuhan yang sebesar 2,4 juta ton, produksi nasionalnya terus menurun. Presiden juga berharap agar menteri terkait dapat menentukan harga kedelai agar petani tidak dirugikan. Termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diharapkan bisa membeli dari petani dengan harga yang telah ditentukan.

“Jadi untuk itu, untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan dari BUMN agar petani bisa memproduksi. Itu
di harga Rp 10.000 per kilogram,” tambah Menko Airlangga.

Saat ini, harga kedelai kurang menarik bagi petani. Inilah yang menjadi salah satu penyebab petani enggan menanam kedelai dalam beberapa waktu terakhir. Menko Airlangga menambahkan, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000,00 per kg karena akan kalah dengan harga impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp 7.700,00 atau bahkan lebih murah.

“Pada tahun 2018 misalnya, kita produksi di 700 ribu hektare, nah sekarang kita produksi di 150 ribu hektare. Jadi kalau petani disuruh milih tanam jagung atau kedelai, ya mereka larinya ke jagung semua. Pemerintah ingin semua ada mix, tidak hanya jagung saja tetapi kedelainya juga bisa naik,” jelasnya.

Selanjutnya, pemerintah menyiapkan anggaran untuk perluasan lahan tanam kedelai dari yang sekarang sekitar 150 ribu hektare menjadi 300 ribu hektare, dan menjadi 600 ribu hektare pada tahun depan. Pemerintah berupaya mengejar target 1 juta hektare produksi dalam beberapa tahun ke depan.

Dikatakan Menko Airlangga, pemerinah sudah menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar. Pada tahun depan lahan akan ditingkatkan dari 300 ribu hektare menjadi 600 ribu hektare. Saat ini lahan yang existing sekitar 150 ribu hektare. Dengan demikian maka target produksi 1 juta hektare akan dicapai pada 2-3 tahun ke depan. (es)