Kastara.ID, San Francisco – Di hadapan lebih dari 50 peserta dari kalangan perusahaan IT, Chamber of Commerce, serta pemerintah lokal di wilayah San Francisco Bay Area, Indonesia mengajak mereka berinvestasi di bidang teknologi digital dan pembangunan 10 destinasi pariwisata baru “The New Bali“.

Penawaran dilakukan pada Indonesia-San Francisco Business Forum 2019 yang mengusung tema “Invest in A Reformed Indonesia: Utilizing Digital Technology in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities.” Forum yang merupakan kolaborasi antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) New York ini berlangsung di Hotel Nikko, San Francisco (20/2), serta didukung oleh Global SF, Bank Indonesia (BI) New York, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) New York.

Acting Konsul Jenderal Indonesia di San Francisco Hanggiro Setiabudi menyatakan forum bisnis ini untuk semakin mendekatkan Indonesia ke kalangan bisnis dan masyarakat di California Utara. “Kunjungan Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 ke Silicon Valley mencerminkan niat Indonesia untuk membangun digital ekonomi,” ujar Hanggiro. Ia pun mengundang investor di kawasan California Utara untuk berinvestasi di bidang-bidang yang potensial bagi investor asing.

Sementara Executive Director Global SF Darlene Chiu Bryant menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain itu, Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya wilayah San Francisco, juga memiliki kesamaan yakni gerbang (gateaway) menuju Pasifik.

“Indonesia adalah negara yang besar dan kaya akan sumber mineral dan minyak bumi. Kami melihat industri yang berkembang antara lain industri makanan, pertanian, garmen, manufaktur, dan pariwisata,” papar Darlene Chiu Bryant.

Forum bisnis ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai perkembangan ekonomi Indonesia terkini, khususnya bidang-bidang yang potensial bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu bidang teknologi digital dan pengembangan destinasi pariwisata. Hadir sebagai pembicara yaitu wakil dari BI New York, BKPM New York, dan BRI New York.

Kepala Perwakilan BI New York Dwityapoetra S. Besar mengatakan bahwa di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi ke depan masih stabil didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, defisit neraca perdagangan yang cenderung menurun, dan inflasi yang terjaga.

Indonesia saat ini menjadi salah satu dari 10 negara tertinggi yang menggunakan internet dan diprediksi memiliki pertumbuhan internet tercepat di Asia Tenggara yang mencapai 49%. Menurut Kepala IIPC New York Rahardjo Siswohartono, pada tahun 2018 ekonomi digital Indonesia mencapai USD 27 miliar  – terbesar dan tumbuh paling pesat di Asia Tenggara, serta diperkirakan oleh Google dan Temasek nilai tersebut akan berkembang menjadi USD 100 miliar dalam 10 tahun.

Sementara Kepala BRI New York Tri Hartono menyatakan, sebagai bank yang memiliki jaringan terbanyak BRI terus menerus melakukan digitalisasi pelayanan jasa perbankannya melalui berbagai program.

“Sejak 2014, BRI telah memiliki satelit sendiri yang dibangun di Palo Alto, California, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. Hal ini menjadikan BRI sebagai satu-satunya bank yang mengoperasikan satelitnya sendiri,” ujar Tri Hartono.

Para peserta sangat antusias dan mendiskusikan lebih lanjut potensi pengembangan destinasi pariwisata Indonesia yang telah dicanangkan Pemerintah Indonesia, yakni 10 destinasi baru “the New Bali“, termasuk pula pembangunan infrastruktur pendukung dan sektor transportasi udara. (KJRI San Francisco/rfr​)