Vaksin COVID-19

Kastara.ID, Jakarta – Para ulama di Bangkalan, Madura meminta Yenny Wahid untuk kembali ke PKB.

Hal itu mendapat perhatian Pengamat Politik Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga sebagaimana disampaikannya kepada Kastara.ID, Selasa (22/2).

“Permintaan para ulama itu tentu menjadi modal besar bagi Yenny Wahid untuk memimpin PKB. Yenny juga akan mendapat dukungan dari Gusdurian yang memang tidak sejalan dengan Muhaimin Iskandar, yang sekarang Ketua Umum PKB,” papar Jamil.

Namun demikian, dukungan besar terhadap Yenny tampaknya dari non struktural PKB. Sementara mayoritas DPW dan DPC yang memiliki hak suara merupakan loyalis Muhaimin.

“Karena itu, wajar bila Yenny menyebut pintu masuk ke PKB masih sulit. Yenny tampaknya menunggu pintu masuk yang elegan, karena ia sosok yang sangat menghormati demokrasi,” imbuhnya.

Jadi, kendala Yenny untuk memimpin PKB adalah minimnya dukungan dari pemilik hak suara. Yenny akan sulit mempengaruhi DPW dan DPC karena terus dirawat agar tetap loyal kepada Muhaimin.

“Memang masih ada celah bagi Yenny untuk mendapat dukungan dari DPW dan DPC kalau ada restu dari kiai berpengaruh. Namun dukungan dari kiai berpengaruh tidak mudah mengingat mereka kerap menjaga jarak dengan dunia politik,” jelas Jamil yang juga mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Berbeda halnya bila NU menunjukkan sikap yang jelas terkait kepemimpinan di PKB. Sikap tersebut bisa jadi mengubah sebagian pemilik suara di PKB untuk memilih Yenny memimpin PKB.

Tetapi sikap demikian akan sulit keluar dari pimpinan NU karena mereka ingin menarik garis netral terhadap semua partai politik. NU ingin ada di mana-mana tanpa terlibat politik praktis.

“Semua itu tentunya semakin menyulitkan Yenny untuk memimpin PKB. Tampaknya Yenny perlu bersabar hingga Muhaimin gagal memimpin PKB,” pungkas Jamil. (dwi)