Reformasi

Kastara.id, Jakarta – Reformasi 20 tahun yang lalu berjalan sesuai rencana, tetapi untuk mencapai sasarannya sebagai peradaban, dinilai masih jauh. Hal itu diungkapkan Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie dalam acara “Memperingati 20 Tahun Reformasi” di Jakarta, Senin (21/5).

“Apakah jalannya reformasi sesuai dengan rencana yang saya dan kawan-kawan persiapkan? Apakah sampai sasarannya? Saya sampaikan jalannya sesuai rencana, sasarannya masih jauh,” ujarnya.

Menurut Habibie, peradaban Indonesia yang disasar reformasi adalah negara dengan sumber daya manusia yang bisa diandalkan untuk membangun negaranya sendiri. Peradaban adalah hasil usaha dan kerja sumber daya manusia yang kualitasnya makin hari makin tinggi sehingga ia pun mengharapkan ke depan Indonesia menjadi negara produsen, bukan konsumen.

Optimisme ahli pesawat terbang itu menilai bahwa Indonesia dapat menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) yang ditunjukkan dengan keyakinannya membuat pesawat sendiri. “Tidak mungkin Habibie secara sadar melaksanakan tugas jika tidak yakin kebenarannya,” katanya.

Habibie menyoroti tiga hal yang menentukan suatu peradaban, yakni kebudayaan, agama, dan kemampuan mengembangkan serta menggerakkan ilmu pengetahuan. “Itu hanya mungkin diperoleh jika proses pembudayaan baik. Ada sinergi budaya dan agama juga,” jelasnya.

Terkait dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, “Bapak Teknologi” itu menegaskan yang dicari bukan siapa yang paling benar dan paling baik untuk peradaban Indonesia. Tetapi melakukan demokrasi yang berbudaya, bertanggung jawab, dan tidak hanya memperjuangkan pribadi, sebagai hal yang penting. (nad)