Magasin

Kastara.ID, Jakarta – Senjata api identik dengan peluru. Senjata api tanpa peluru tidak berdaya, peluru tanpa senjata api tak berguna, meskipun senjata api tanpa peluru masih dapat digunakan sebagai alat pemukul pada perkelahian jarak dekat, namun tingkat pemanfaatannya telah berkurang. Senjata api dan peluru memiliki peran yang saling melengkapi. Tujuan penggunaan senjata api untuk menghalau atau mematikan halangan yang ada di depan seseorang ataupun sebagai alat pertahanan diri.

Terdapat berbagai jenis peluru, tetapi jenis peluru yang sering digunakan oleh pemegang senjata api biasanya peluru tajam atau peluru karet. Kedua jenis peluru ini telah digunakan sejak abad 19. Saat ini kedua jenis peluru ini mengalami pengembangan baik segi desain maupun kualitas.

Tahukah Anda perbedaan peluru tajam dan peluru karet?

Peluru tajam merupakan proyektil yang berbahan dasar logam. Peluru tajam yang digunakan saat ini merupakan hasil pengembangan desain oleh Letnan Kolonel Eduard Rubin, Direktur Swiss Army Laboratory pada tahun 1882. Peluru ini didesain dengan lapisan kuningan. Tujuannya untuk mendapatkan kekuatan titik leleh ketika ditembakkan. Kuningan memiliki titik leleh yang sangat tinggi, sehingga peluru tidak akan meleleh ketika ditembakkan.

Peluru yang didesain oleh Letnan Kolonel Eduard Rubin memiliki ketahanan terhadap karat serta memiliki kekerasan yang sangat baik. Peluru hasil desainnya digunakan sebagai aminusi pada senapan Lebel di tahun 1886. Penggunaan peluru tajam dapat membuat orang lain terluka dan bahkan kematian.

Peluru karet merupakan proyektil yang berbahan dasar dari karet. Peluru karet pertama kali digunakan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an, Inggris mengembangkan peluru karet untuk menghadapi gerakan Irlandia Utara. Peluru yang dikembangkan disebut “Round, Anti Riot, 1.5 in Baton”. Peluru jenis-jenis ini memiliki kekuatan rendah dengan kecepatan 60 meter/detik dengan jangkauan 100 meter.

Peluru karet dapat digunakan sebagai latihan menembak jarak dekat maupun untuk kontrol hewan. Akan tetapi penggunaannya yang paling sering yaitu untuk menghalau atau mengendalikan kerusuhan dan demonstrasi yang menjurus ke tindakan anarkis. Peluru ini ditujukan untuk menembak sasaran tidak bergerak. Kelebihan dari peluru ini yaitu dapat digunakan kembali apablia tidak rusak.

Peluru karet digunakan sebagai senjata tidak mematikan, namun dapat menembus kulit manusia. Terkena peluru karet dapat menyebabkan memar, luka lecet, dan hematoma. Walaupun seperti itu, peluru karet tetap dapat menyebabkan kematian apabila digunakan pada jarak dekat, dan mengenai anggota tubuh yang vital seperti kepala ataupun dada.

Penelitian menunjukkan, dari 90 orang yang terkena peluru karet di Irlandia Utara, 1 orang meninggal dunia, 17 menderita cacat permanen, 41 orang memerlukan perawatan, dan sisanya mengalami luka ringan. (put)