Light Rail Transit (LRT)

Kastara.ID, Jakarta – Kini kota Jakarta memiliki transportasi publik yang terintegrasi, cepat, aman, dan nyaman seperti di kota-kota besar di dunia. Transportasi publik itu adalah Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Transjakarta.

Berdasarkan data yang dihimpun, total panjang lintasan Kereta MRT Fase 1 dengan rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) ini, 16 kilometer. Rinciannya, enam kilometer jalur bawah tanah (melintasi stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia). Sepuluh kilometer jalur layang (melintasi stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan stasiun Sisingamangaraja).

Dengan tawaran kecepatan, keamanan dan kenyamanan, tak pelak kemudian jika Juli 2019, jumlah rata-rata pengguna MRT Jakarta mencapai 94.824 orang per hari.

Selain itu, Jakarta juga punya transportasi publik berbasis rel, yaitu LRT. Moda transportasi dengan rute Kelapa Gading, Jakarta Utara ke Stasiun Velodrome, Jakarta Timur ini pada 11 Juni 2019 lalu sudah pernah diuji coba.

Uji coba yang melibatkan masyarakat ini, dilakukan dengan melintasi enam stasiun, yaitu Pegangsaan Dua, Pulomas, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Equestrian, serta Velodrome. Menariknya lagi, hingga 13 Oktober 2019, LRT Jakarta telah melayani 798.000 penumpang.

Selain transportasi publik berbasis rel, kini Jakarta juga memiliki berbasis bus, yaitu Transjakarta.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono menuturkan, bus Transjakarta terintegrasi dengan moda transportasi publik MRT dan LRT.

Integrasi yang dimaksud adalah fisik dan sistem pembayarannya. Misalnya, Halte Bundaran HI dan Stasiun MRT HI, Halte Pemuda Transjakarta dan Stasiun LRT Velodrome, Halte Stasiun Cakung dengan Stasiun Cakung KCI.

Ia menuturkan, total armada bus Transjakarta saat ini mencapai 3558 armada dan 279 halte dengan 251,2 kilometer panjang lintasan dan untuk Rute Amari (angkutan malam hari) beroperasi selama 24 jam melayani warga Jakarta.

“Setiap waktu kami selalu berinovasi dalam mendenyutkan transportasi publik yang terintegrasi,” tuturnya.

Warga Merasakan Denyut Integrasi
Slamet Hariyanto (41), warga RT 11/12, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat mengatakan, sudah tiga tahun ini ia berangkat dan pulang kerja menggunakan bus Transjakarta.

“Dengan bus Transjakarta kita tinggal duduk tenang dan nyaman, tidak kena macet, ongkosnya juga terjangkau,” ungkapnya.

Hal serupa juga dikatakan Puri Astuti (45), warga Pesing Poglar, Jakarta Barat menyatakan, dirinya lebih memilih menggunakan transportasi publik ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.

“Sekarang untuk berpergian, saya lebih memilih naik bus Transjakarta, MRT, dan LRT, karena selain ongkosnya terjangkau, transportasi publik ini lebih cepat, aman, dan nyaman,” tandasnya. (hop)