Belajar Berteman

Oleh: Jaya Suprana

AYAH dan Ibu saya mewariskan cukup banyak ajaran untuk saya pelajari. Satu di antaranya adalah ajaran berteman dengan pedoman “Satu Musuh Terlalu Banyak, Seribu Teman Terlalu Sedikit”. Maka dalam menempuh perjalanan hidup saya berupaya lebih mengutamakan pertemanan ketimbang permusuhan. Ternyata tidak mudah mewujudkan ajaran berteman menjadi kenyataan.

Berteman
Joko Widodo berteman dengan Prabowo Subianto. Bahkan sebagai presiden, Jokowi menunjuk Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di dalam kabinetnya. Banyak pihak merasa tidak senang atas pertemanan Jokowi dengan Prabowo. Sementara ada saja yang lebih suka Megawati tidak berteman dengan SBY. Akibat Surya Paloh merangkul Shohibul Iman banyak pihak merasa curiga. Akibat AHY menghadap Jokowi di Istana Negara dianggap pengkhianat oleh para pendukung paslon tertentu.

Akibat bezuk Ahmad Dani di penjara langsung saya difitnah sebagai Tim Sukses Prabowo, padahal de facto saya berteman dengan Jokowi sejak beliau Wali Kota Solo. Akibat prihatin atas nasib rakyat tergusur, langsung saya dihujat tua bangka bau tanah oleh para buzzer pendukung kebijakan menggusur rakyat.

Zaman Edan
Tampaknya saya memang harus lebih seksama dan cermat dalam belajar berteman.  Berteman di zaman milineal memang tidak mudah akibat harus senantiasa waspada maka siap dicurigai bahkan dihujat sampai difitnah oleh pihak-pihak tertentu yang memang tidak suka pertemanan, akibat lebih suka permusuhan.

Di zaman edan memang menurut Ronggowarsito nilai baik dan buruk menjadi terbalik-balik. Yang baik dihujat, yang buruk dipuji tergantung kebutuhan belaka. Agar jangan ikut menjadi edan sebaiknya jangan coba-coba mencari makna zaman edan dengan akal sehat dan pikiran waras.

Alkitab
Namun sulit berteman ternyata bukan sekarang saja. Menurut Alkitab Nasrani, tidak kurang dari Jesus Kristus sempat dipermasalahkan akibat berteman dengan Zacheus sebagai pemungut pajak untuk kaum Romawi sebagai penjajah Jerusalem. Jesus Kristus juga sempat diprotes ketika membiarkan Maria Magdalena membasuh kaki Jesus dengan eau de parfum luar biasa mahal. Bahkan kemudian Jesus Kristus difitnah, diadili, dianiaya dan akhirnya disalib oleh mereka yang tidak suka ajaran kasih-sayang. Menurut Kitab Kejadian pada Perjanjian Lama Alkitab Nasrani, putra sulung Adam dan Hawa, Kain tega hati membunuh adik kandungnya Habil akibat Kain curiga Habil lebih disayang oleh Tuhan.

Memang tidak mudah berteman di alam semesta penuh kebencian ini. (*)

* Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan)