Internet

Kastara.ID, Badung – Majelis-majelis agama di Bali kembali sepakat mengusulkan penghentian internet selama 24 jam ketika tiba Hari Raya Nyepi pada 7 Maret mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Menag Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat kembali melihat esensi Hari Raya Nyepi. Menurut Menah, esensinya adalah bagaimana orang agar dalam waktu tertentu khususnya saat Nyepi, betul-betul mampu melakukan kontemplasi atau perenungan. Kemudian melakukan refleksi terhadap eksistensi dirinya di mata Tuhannya.

“Oleh karenanya segala hal yang bisa mengganggu proses kontemplasi itu memang sebaiknya dihindari, termasuk internet,” ujar Menag kepada media, Jumat (22/2) malam, di Badung, Bali.

Menag yang ditemui usai membuka Rakor Kanwil Kemenag Bali menyatakan, dalam konteks Bali, pemberlakuan Hari Nyepi tanpa internet harus dihormati.

“Dalam konteks Bali yang mayoritas umatnya menunaikan Nyepi, menurut saya kita-kita yang tidak menjalani Nyepi harus memberikan toleransi, penghormatan, penghargaan  kepada yang sedang beribadah,” kata Menag.

Hal ini menurutnya juga akan berlaku bagi umat lain yang sedang menjalankan ibadahnya. “Jadi ini watak keindonesiaan kita yang telah ratusan tahun berjalan di nusantara ini,” kata Menag. (put)