Kastara.Id,Depok – Ketika memasuki bulan suci Ramadhan, hendaknya sebagai muslim senantiasa meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah. Baik ibadah secara vertikal (antara manusia kepada Tuhan-Nya) maupun ibadah secara sosial (manusia kepada manusia lain).
Hal tersebut didasari dengan kesadaran seorang muslim tentang betapa mulianya bulan Ramadhan.

 Karena di bulan tersebutlah segala perbuatan akan diberikan ganjaran yang berlipat. Sebagaimana yang telah tertuang di dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
Barang siapa yang pada bulan Ramadhan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan Ramadhan, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya (HR. Bukhari Muslim).

Dari hadits di atas, jelas bahwa momentum puasa di bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan produktifitas sehari-hari. Dalam aktifitas kerja misalnya, puasa bukanlah alasan untuk membuat diri sesorang menjadi malas dan tidak bersemangat.  Melainkan kemuliaan bulan Ramadhan harus menjadi alasan untuk meningkatkan semangat dalam segenap aktifitas.

Dalam urusan ibadah pun demikian. Seorang muslim hendaknya memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan menambahkan kualitas dan kuantitas ibadah.

Karena segala ibadah yang dilakukan di bulan yang suci ini tentu memiliki ganjaran yang besar. Maka sungguh tidak beruntung orang yang menyia-nyiakan Ramadhan dengan berleha-leha dan tidak mengubah aktifitas keseharian menjadi lebih baik dan lebih giat.

Semangat beribadah di bulan Ramadhan juga harus disertai dengan kegembiraan. Karena di dalamnya terdapat banyak sekali keberkahan yang bisa diraih.

Nabi Muhammad SAW pernah menegaskan kepada para sahabat. Bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia karena di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari pada seribu bulan, yaitu malam Nuzulul Quran.

Kegembiraan Rasulullah SAW dalam menyambut bulan suci Ramadhan dituangkan dalam sabdanya: Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu.

Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun. (HR Imam Nasa’I dan Imam Ahmad).

Oleh karenanya, marilah meningkatkan ketakwaan dan kekhusuan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Agar puasa yang dilakukan di bulan yang mulia ini tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus. Melainkan juga harus bisa menjaga diri dari perbuatan tercela. Serta meningkatkan kualitas takwa dan beribadah dengan hati yang ikhlas.

Karena hakikatnya puasa (Ramadhan) merupakan ibadah yang tidak diperuntukan bagi diri sendiri, tetapi puasa adalah ibadah yang dipersembahkan seorang muslim untuk Tuhannya.

Sebagaimana hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Allah SAW befirman:
Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya.

Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa.

Semoga Allah SWT memberikan umur yang panjang serta kesehatan dalam menjalankan segenap aktifitas di bulan suci Ramadhan tahun ini. Agar kelak memampu melaksanakan segala kewajiban dan amal saleh agar dapat meraih buah ibadah, yakni keberkahaan dan ketakwaan. Wallahua’lam.