Pesawat Tempur KFX/IFX

Kastara.ID, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengatakan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto lebih baik melunasi proyek kerja sama pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan daripada harus membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria.

“Walaupun pahit bahwa kita mesti bayar hampir US$ 2 miliar, tapi kita dapat teknologinya, kesempatan mengembangkan orang-orangnya,” kata Farhan saat dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (23/7).

Sejak 2019, Indonesia dan Korea Selatan menjajaki pengembangan KFX/IFX. Total nilai investasi yang disepakati kedua negara mencapai US$ 8 miliar atau Rp 121,35 triliun.

Skema pembiayaannya adalah 60 persen ditanggung APBN Korea Selatan, 20 persen oleh perusahaan KAI asal Korea Selatan, dan 20 persen sisanya dari APBN Indonesia.

Pengembangan KFX/IFX akan dibagi tiga tahap, yaitu pengembangan teknologi atau konsep, pengembangan rekayasa manufaktur atau purwarupa, kemudian proses produksi massal. Targetnya, purwarupa pertama bisa rampung 2021.

Indonesia dan Korsel menargetkan produksi 168 unit pesawat KFX/IFX. Nantinya 120 unit akan dimiliki Korsel, sedangkan 48 unit lainnya menjadi milik Indonesia.

Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto dikabarkan akan memborong 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Australia. Hal itu diketahui dari surat bernomor 60/M/VII/2020 dan tertanggal 10 Juli 2020 tersebut diberi subjek ‘Proposal About Eurofughter Typhoon Aircraft’ itu. (ant)