Kastara.id, Jakarta – Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) meninjau lokasi bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat. Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas mengunjungi tiga titik lokasi bencana, di antaranya Desa Cimacan, RSUD Dr. Slamet, dan ke tempat pengungsian di Korem 062 Tarumanagara. Dalam kunjungan tersebut, Hemas didampingi empat senator asal Jawa Barat (Oni Suwarman, Eni Sumarni, Aceng Fikri, Ayi Hambali), Ahmad Nawardi (senator asal Jawa Timur), I Kadek Arimbawa (senator asal Bali), Siska Marleni (senator asal Sumatera Selatan), dan Jacob Esau Komigi (senator asal Papua Barat).

Di lokasi bencana, Hemas beserta rombongan DPD RI lainnya sempat berbincang-bincang dengan para korban. Selain itu, DPD juga memberikan bantuan sembako kepada korban bencana longsor. “Bantuan ini inisiatif dari anggota DPD. Kami juga memberikan santuan berupa uang tunai Rp 5 juta per jiwa bagi keluarganya yang telah meninggal karena bencana banjir bandang,” kata Hemas saat meninjau lokasi bencana di Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9).

Hemas berharap musibah ini bisa menjadi pelajaran bersama terutama bagi warga yang tinggal di bantaran sungai. Ia menyarankan bagi warga yang tinggal di bantaran sungai harus menjaga kebersihan dari hulu hingga ke hilir. “Kejadian ini saya harap bisa menjadi pembelajaran bersama terutama bagi warga yang tinggal di bantaran sungai,” ujarnya.

Ia juga berpesan kepada pemda setempat agar tanggap darurat pada pertolongan pertama. Dalam pertolongan pertama pemda harus menyediakan pengungsian yang layak, tempat tinggal sementara, dan membantu membersihkan lingkungan yang terkena bencana.

“Sebenarnya kita telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memperhatikan warga yang tinggal di bantaran sungai. Bantaran sungai setiap tahun semakin sempit dan dangkal. Makanya perlu ada pengerukan atau pendalaman sungai kembali. Itu perlu dilakukan di setiap sungai-sungai yang ada di Indonesia,” kata Hemas, senator asal DIY.

Menurutnya, jika sungai mulai dangkal biasanya akan dijadikan tempat tinggal warga. “Seharusnya, izin bangunan rumah di bantaran sungai bisa menjadi perhatian pemda. Karena ini menyangkut keselamatan bersama,” ujar Hemas.

Saat di lokasi pengungsian, Hemas juga berpesan kepada para korban, bila tempat tinggal masih tersedia dan layak. Maka bisa segera kembali ke tempat tinggalnya. “Jika masih ada rumahnya, segera kembali untuk menata kehidupan yang baru,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan bahwa saat ini Garut sedang berduka. Namun dirinya terharu karena bantuan terus berdatangan baik dari dalam maupun luar negeri. “Ini (bantuan) sangat membantu sekali buat kami,” ujarnya.

Ia menjelaskan saat ini bencana banjir bandang di Garut telah menelan 27 korban jiwa. Sedangkan 23 orang sampai saat ini belum ditemukan. “Mudah-mudahan 23 orang ini bisa ditemukan dengan selamat,” kata Helmi.

Di samping korban jiwa, sambung Helmi, bencana ini juga telah mengakibatkan 384 bangunan rusak. “Ini jumlah yang fantastis dan banyak. Jadi kurang lebih ada 1100 jiwa yang kehilangan tempat tinggal,” ujar Helmi. (rya)