Palestina

Kastara.ID, Jakarta – Perusahaan Listrik Nasional Israel (IEC) memutus aliran daya di sebagian wilayah Tepi Barat Palestina lantaran hutang dan nunggak belum bayar listrik capai hampir US$ 483 juta atau Rp 6,7 triliun.

IEC menyatakan bahwa perusahaan distributor listrik Palestina berutang sebesar 1,7 miliar shekel atas penggunaan listrik di Tepi Barat, sehingga pihaknya mulai mengurangi aliran listrik sejak awal pekan ini.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam pemutusan akses listrik ini. Palestina peringatkan Israel bahwa pemangkasan akses listrik ini dapat mempengaruhi operasional rumah sakit dan pusat kesehatan.

Palestina menganggap langkah tersebut merupakan bentuk pemerasan yang dilakukan Israel.

Perwakilan Kementerian Energi Palestina Zafer Melhem menyebut pendudukan pemerintahan Israel mencoba menekan pemerintah Palestina untuk menerima kesepakatan yang tidak menghormati hak warga Palestina, melalui sanksi-sanksi ini dan juga eksploitasi hutang listrik.

Sementara Palestina menuturkan pihaknya telah membayar hampir US$ 100 juta utang listrik itu. Saat ini, Palestina memang tengah berada dalam krisis keuangan, terutama setelah Amerika Serikat sebagai donor terbesar memutus sebagian besar bantuan.

Penangguhan itu dilakukan Israel sebagai protes karena pemerintahan Abbas terus membagikan sebagian uang tersebut kepada narapidana Palestina di penjara Israel karena dianggap sebagai pejuang terhadap pendudukan.

Berdasarkan informasi terakhir, Presiden Abbas juga dilaporkan memecat seluruh penasihatnya lantaran tak lagi sanggup menggaji pegawai. (nad)