ISBID

Kastara.ID, Jakarta – “Forum ISBID ke-4 ini menjadi sebuah sarana dalam berbagi pengalaman, mencari solusi atas tantangan yang dihadapi, serta mengeksplorasi potensi kerja sama sebagai salah satu upaya Pemerintah kedua negara untuk menjaga kerukunan, menekankan kesetaraan, memupuk toleransi, dan menanamkan rasa saling mengerti dan menghormati.” Hal ini disampaikan Ketua Delegasi Indonesia (Head of Delegates), Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (Dirjen IDP), Cecep Heryawan, ketika pelaksanaan The 4th Indonesia–Serbia Bilateral Interfaith Dialog di Yogyakarta, 23–25 Oktober 2019. ​

Kegiatan ISBID ke-4 merupakan hasil kerja sama Kementerian Luar Negeri c.q Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik dengan Kementerian Agama c.q Pusat Kerukunan Umat Beragama. Kegiatan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari ISBID ke-3 yang telah diselenggarakan di Belgrade, Serbia, 9-15 November 2015. Pada kesempatan kali ini, Duta Besar RI untuk Serbia Chandra Widya Yudha juga hadir untuk menjadi bagian dari delegasi Indonesia.

ISBID adalah inisiatif Pemerintah Indonesia sebagai salah satu fitur soft-power diplomacy Indonesia untuk senantiasa berkontribusi dalam upaya menjaga kerukunan dan keharmonisan demi terciptanya kestabilan dan perdamaian yang menjadi syarat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat dunia.

Topik utama dalam kegiatan ISBID ke-4 adalah “Sustaining Peace and Harmony: Engaging Women, Youth, and Media”. Kegiatan ISBID terdiri menjadi dua panel utama dengan tema yaitu: Empowering Women and Youths towards Inclusive Society dan Advancing the Role of Media and Journalists in Sustaining Peace and Harmony.

Pembicara dari Indonesia pada forum dialog tersebut antara lain Dwi Rubiyanti Kholifah (Sekretaris Jenderal Asian Muslim Action Network Indonesia), Fahd Pahdepie (Penasihat untuk Kantor Staf Presiden dan Direktur Eksekutif Digitroops Indonesia), Dr. Inayah Rohmaniyah (Wakil Dekan urusan Kerja Sama dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), dan Dr. Ustadi Hamzah (Lektor UIN Sunan Kalijaga).

Sementara itu Delegasi Serbia dipimpin oleh Marko Čikiriz (State Seretary untuk Kementerian Kehakiman Serbia) dan pembicara antara lain Prof. Dr Abdullah Numan(Wakil Rais Ulama dan Mufti Komunitas Islam di Serbia), Monsignor mgr. Aleksandar Kovačević (Vicar General Keuskupan Beograd – Gereja Katolik Roma di Serbia), Isihije Rogić (Keuskupan Gereja Ortodox Mohač di Serbia), dan Bela Halas (Uskup dari the Reformed Christian Church di Serbia)

Secara umum, Forum ISBID menghasilkan kesepakatan untuk memajukan dan meningkatkan kerja sama di bidang media, kepemudaan dan peran serta kontribusi perempuan untuk perdamaian. Kedua pihak sepakat bahwa pluralisme atau multikulturalisme harus tumbuh dari lingkup terdalam, yaitu keluarga hingga lingkup struktural atau formal melalui kurikulum pendidikan. Kedua negara dalam dialog hari ini menyatakan komitmen kuat untuk meningkatkan kerja sama pendidikan yang berkontribusi pada penciptaan generasi muda yang menjunjung tinggi perdamaian di mana perbedaan harus dirayakan dan menjadi aset bukan menjadi pemecah.

Sebagai rangkaian program ISBID ke-4, para delegasi dan tokoh lintas agama, khususnya pihak Serbia, akan berkesempatan untuk bertemu langsung dengan para mahasiswa dalam kuliah umum (public lecture) yang akan diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta; mengunjungi langsung situs-situs religi, seperti Candi Hindu Kimpulan, Candi Budha Borobudur, Masjid Gedhe Kauma; dan diskusi dengan komunitas Gereja Orthodox Yogyakarta. (put)