Pemilu 2019

Kastara.ID, Jakarta – Beredar video pembakaran kotak dan surat suara dibakar warga di media sosial di Puncak Jaya, Papua. Pelaku dan berapa surat suara yang dibakar saat ini sedang diinvestigasi.

“Sekarang sedang diinvestigasi siapa pelaku pembakaran, berapa TPS, kotak, dan surat suara yang dibakar,” ucap komisioner KPU Ilham Saputra kepada wartawan, Rabu (24/4).

Kejadian tersebut terjadi di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, pada Selasa (23/4). Meski ada peristiwa tersebut, Ilham mengatakan, secara keseluruhan pemilu 2019 di Papua berjalan dengan lancar. Ia mengatakan kotak suara dan surat suara disimpan di sejumlah kantor distrik.

“Pemilu berjalan lancar, kotak suara sudah disimpan di kantor distrik. Menurut pengakuan Ketua KPU Puncak Jaya via Ketua KPU Papua,” kata Ilham.

Sebelumnya, Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto mengatakan bahwa surat suara itu sudah tidak digunakan lagi dan dokumen penting sudah diamankan. Kabar tersebut didapat dari PPD dan Panwas Distrik yang berada di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.

“Mereka mengakui memang betul video itu terjadi di Tingginambut, namun mereka sampaikan bahwa yang dibakar oleh warga itu adalah dokumen-dokumen yang tidak diperlukan lagi, karena dokumen negara yang penting seperti rekapan, berita acara distrik, C1 plano, dan lainnya itu semua sudah dibawa ke Mulia untuk rekapan rekapitulasi,” ujar Ari.

Diketahui sebelumnya, dalam video viral di media sosial yang berdurasi kurang lebih 5 menit 7 detik itu, terlihat tumpukan surat dan kota suara yang sedang dilalap api dan diduga sebagai logistik Pemilu 2019. Sementara itu, terlihat juga seorang ibu dan anak yang sedang membuang sejumlah surat suara ke arah tumpukan tersebut.

Dalam video tersebut juga terdengar suara laki–laki yang merekam video tersebut mengatakan bahwa aksi pembakaran dilakukan karena kecewa surat suara Pilpres 2019 dicoblos oleh bupati.

“Selamat siang. Inilah tempat pembakaran kotak suara maupun surat suara di Distrik Tingginambut. Masyarakat melakukan pembakaran, tolong teman-teman viralkan di media sosial,” kata pria di video viral tersebut.

“Di Kabupaten Puncak Jaya, tidak ada Pilpres. Di desa-desa, di distrik-distrik semuanya surat suara diikat jadi satu oleh seorang bupati,” sambung pria tersebut. (rya)