Kastara.id, Jakarta – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak anggota MPR membangun kebersama dengan seluruh anak bangsa. Partai boleh beda, pandangan boleh beda, pilihan boleh beda,  tapi kebersamaan, persatuan harus dijaga dan tetap dalam merah putih.

Ajakan itu disampaikan Zulkifli Hasan saat melantik anggota baru MPR Pergantian Antar Waktu (PAW) di ruang delegasi, gedung Nusantara V, MPR/DPR/DPD , Hakarta, Selasa (24/7).

Mereka yang baru dilantik adalah Intan Fitriana Fauzi dari Fraksi PAN, Zairina dari Fraksi Hanura, Zuhdi Yahya dari Fraksi PDIP, Didi Irawadi Syamsudin dari Fraksi Demokrat, dan Evi Fatimah dari Fraksi PKB.

Zulkifli mengingatkan bahwa tahun ini adalah tahun politik. Di tahun politik itulah dirinya mengajak anggota MPR untuk membangun kebersamaan dengan seluruh anak bangsa. Sebagai anggota MPR juga diharapkan untuk melaksanakan sosialisasi Pancasila.

Kepada anggota baru, pria asal Lampung itu mengingatkan tugas telah menanti. Dikatakannya, setelah bangsa ini melaksanakan Pilkada serentak di 171 daerah, dirinya bersyukur tahun ini bisa berlangsung secara aman dan damai.

Di tahun 2019, Zulkifli Hasan menuturkan kita akan melaksanakan Pilpres, Pileg, dan Pemilihan anggota DPD. “Tahun 2019 merupakan tahun politik,” paparnya.

Di tahun politik itulah dirinya mengajak anggota MPR untuk membangun kebersamaan dengan seluruh anak bangsa. Sebagai anggota MPR, mereka diharapkan melaksanakan sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menjaga kebersamaan dan melakukan sosialisasi itulah yang menurut Zulkifli Hasan tidak mudah menjadi anggota MPR. “Tugas kita tidak ringan,” tuturnya.

Ditegaskan, di tahun politik diharapkan anggota MPR ikut memperkokoh persatuan. “Pilihan boleh beda namun merah putih kita sama,” ujarnya.

Zulkifli Hasan menyebut visi MPR adalah menjadi rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan kedaulatan rakyat. Dengan visi ini maka sebagai anggota MPR harus senantiasa berperan aktif mengajak dan bersinergi bersama seluruh komponen untuk memperkokoh ideologi, mewujudkan kedaulatan rakyat, dan menegakkan demokrasi konstitusional.

Dipaparkan, dinamika kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dalam berbagai dimensi penting untuk dicermati dengan seksama. Upaya penguatan demokrasi terasa semakin berkualitas seiring dengan penguatan peran dan partisipasi masyarakat.

Bagi Zulkifli Hasan, demokrasi bukanlah hal yang diwarisi melainkan sesuatu yang perlu dicerna melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk memahami perlu diperlukan proses pendidikan demokrasi.

“Pendidikan demokrasi penting untuk dilaksanakan baik secara formal maupun informal,” ujarnya.

Dari sinilah maka tatanan masyarakat kultural yang mampu membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, dan sikap demokrasi dalam berbagai kotenks akan terwujud.(danu)