Pengkhianantan G30S/PKI

Kastara.ID, Jakarta – Politikus PDIP Effendi Simbolon membantah penyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut dicopot akibat memerintahkan acara nonton bareng atau nobar film Pengkhianantan G30S/PKI. Effendi menyebut pergantian Panglima TNI adalah hal wajar. Apalagi menurut Effendi, saat itu Gatot sudah memasuki masa pensiun..

Saat berbicara di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta (23/9), Effendi juga meminta Gatot tidak mengaitkan pergantian dirinya dengan PDIP. Menurut Effendi partainya tidak mempunyai penilaian subjektif tentang proses pergantian Gatot dari jabatan Panglima TNI. Effendi menegaskan tidak ada anggota PDIP yang memberikan informasi pergantian pucuk pimpinan TNI kepada Gatot.

Anggota Komisi I DPR ini menilai seharusnya Gatot tidak memerintahkan anggota TNI menonton film G30S/PKI. Pasalnya memang tidak ada kewajiban bagi anggota TNI, Polri maupun pegawai negeri sipil (PNS) menyaksikan film yang dibuat pada 1984 itu. Selain itu menurut Effendi, film garapan Arifin C Noer itu tidak bisa dijadikan satu-satunya referensi antikomunisme.

Menurut Effendi setiap orang akan memiliki penafsiran berbeda terkait peristiwa kelam di tahun 1965. Termasuk ketika menyaksikan film G30S/PKI.

Sebelumnya, saat berbicara di akun Youtube Hersubeno Arief, Selasa (22/9), Gatot menyebut dirinya dicopot dari jabatan Panglima TNI akibat memerintahkan menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Gatot mengatakan seorang anggota PDIP memberikan informasi terkait hal itu.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menjelaskan ia seharuanya pensiun pada  Maret 2018. Namun pergantian Panglima TNI dilakukan pada akhir 2017. Itulah sebabnya Gatot yakin dirinya benar-benar diganti karena perintah menonton film G30S/PKI beberapa waktu silam. (hop)