MRT

Kastara.id, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi kantor MRT di Gedung Wisma Nusantara, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1). Dalam kunjungan tersebut, ia mengapresiasi kinerja para personel MRT yang telah berhasil mengerjakan 90,25 persen pembangunan stasiun, 85 persen jalan layang, dan 95 persen jalur bawah tanah.

“Saya apresiasi kerja MRT yang baik sekali. Ini adalah kerja tim yang panjang dan besar, kita ingin melihat dari dekat karena ini merupakan proyek strategis Indonesia, dan ini pertama kali Indonesia memiliki kereta api bawah tanah,” kata Anies.

Disebutkan, terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini, tujuh stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja), dan enam stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).

Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus-Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, 14 set kereta operasi, dan dua kereta cadangan. Total tempuh rute ini adalah  30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem operasi Automatic Train Operation (ATO) grade 2, yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia.

Fase kedua, Bundaran HI-Kampung Bandan ditargetkan mulai dibangun pada Desember 2018. Pemerintah berencana membangun MRT Jakarta untuk dua koridor, yakni Selatan-Utara dan Timur-Barat. Koridor Timur-Barat, dari Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Banten, ini akan dimulai pada 2020, membentang sepanjang 87 km.

Anies menambahkan, siapa pun yang bekerja di MRT adalah bagian dari sejarah bangsa. Ia turut menyarankan perlunya pendokumentasian setiap kerja keras karena para pekerja di MRT adalah bagian dari harapan bangsa. “Anda adalah bagian yang membuat kami bangga menjadi Indonesia,” ujarnya.

Dirinya juga menaruh harapan besar atas proyek angkutan umum massal bawah tanah pertama di Indonesia ini. “Saya berharap sekali ini menjadi contoh proyek nasional yang dikerjakan anak bangsa, yang muda, dan memiliki semangat masa depan,” imbuhnya.

Ia turut berpesan PT MRT Jakarta tidak sekadar menjadi perusahaan yang menyediakan angkutan massal untuk memindahkan orang, tapi ia juga ingin MRT menjadi melting pot (tempat meleburnya) warga Jakarta.

“MRT bisa menjadi melting pot Jakarta dan Indonesia, MRT akan memulai suatu kebiasaan mempertemukan warga dari berbagai kalangan dalam moda transportasi umum massal, sehingga terbangun ruang interaksi antarwarga,” ungkapnya. (rud)