Bandara Internasional Jawa Barat

Kastara.id, Jakarta – Kementerian Pariwisata menyambut baik realisasi PT Angkasa Pura II (AP II) dan PT Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) sepakat menjalin Kerja Sama Operasi (KSO) Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka. Kesepakatan kerja sama pengelolaan bandara  seluas 1800 hektar itu akan dijalankan selama 17 tahun, dan dalam waktu dekat akan segera ditandatangani.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meengatakan ini adalah langkah strategis untuk percepatan bandara yang akan memperkuat akses di destinasi wisata Jawa Barat.

Selama ini, kelemahan di Jawa Barat bagian selatan dan timur adalah akses. Tidak ada jalur udara, yang bisa mengangkut wisatawan dengan cara direct flight. Semuanya harus didistribusikan dari Jakarta dan Bandung. Bandung pun kapasitasnya sangat terbatas.

“Potensi pariwisata kita sangat luar biasa, tapi kita lemah di air connectivity. Kehadiran Bandara Kertajati, akan membuka aksesibilitas, serta mengurangi beban bandara-bandara yang sudah overload,” ujarnya di Jakarta (24/1).

Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin, menerangkan bahwa pada kesempatan pertemuan dengan Menko Bidang Kemaritiman (Luhut B Pandjaitan, Red) menargetkan penandatangan kesepakatan KSO dilangsungkan lebih cepat. Target tersebut sebelumnya disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yaitu awal Februari 2018. “Lebih cepat lebih baik, karena ada persiapan-persiapan yang perlu kami lakukan” kata Muhammad Awaluddin  di Jakarta, Senin (22/1) lalu.

Awaluddin menjelaskan, pihaknya harus menyiapkan Operation Readiness and Airport Transport (ORAT). Persiapan itu berkaitan dengan penyediaan fasilitas, sumber daya manusia, infrastruktur, dan sistem operasi bandara. “Kami sebagai operator harus mulai bergerak pada hari pertama sejak kesepakatan kerjasama diteken,” ungkapnya

“Mengingat ini bandara baru, maka sumber daya manusia, fasilitas, dan sistem operasinya. Itu semua nanti diambil dari apa yang sudah menjadi platform operasi AP II,” ujar Awaluddin.

Lebih lanjut Awaluddin mengungkapkan, karena dilabeli bandara Internasional, maka fasilitas di Bandara Kertajati dipastikan memiliki fasilitas digital terkini. Hal tersebut sangat dibutuhkan, lantaran wisatawan saat berada di bandara yang mampu menciptakan journey experience. Sehingga  dapat memberikan kesan pertama yang baik kepada para wisman guna melengkapi perjalanan mereka.

“Melalui fasilitas terkini berbasis digital, AP II dapat memberikan pengalaman yang baik kepada penumpang pesawat ketika sebelum melakukan perjalanan (pre-journey), saat melakukan perjalanan (on-journey) dan ketika setelah melakukan perjalanan (post-journey),” katanya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan, nantinya pihak swasta juga akan telibat. proyek dengan investasi senilai Rp3 triliun tersebut juga akan menyertakan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Sehingga bukan hanya melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja.

“Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, swasta akan dilibatkan. Nanti ada RDPT.  Jadi dengan begitu swasta bisa masuk, dan kita sekarang buktikan lagi kalau sistem pendanaan itu tidak hanya dari pemerintah semua. RDPT ini nantinya macam-macam swasta bisa masuk, ada banyak yang berminat,” katanya.

Selanjutnya menurut Luhut, keberadaan Bandara Kertajati bernilai sangat strategis. Dikarenakan Bandara tersebut akan dilengkapi dengan dua buah landasan pacu. Landasan pacunya berukuran masing-masing 3.500×60 meter dan 3.000×60 meter. Hal ini diperkirakan akan mengurai kepadatan penumpang di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Banten.

“Jadi nanti tidak semua orang pergi dari Bandara Soekarno-Hatta. Itu akan mengurangi traffic di Jakarta. Saya kira akan banyak menguntungkan, dan saya kira harganya atau nilai dari Bandara Kertajati ini akan lebih tinggi lagi,” ucapnya. (mar)