Kredit UMKM

Kastara.ID, Bengkulu – Menteri Keuangan (Menkeu) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Bengkulu untuk mengunjungi debitur pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Pasar Tradisional Modern (PTM) Bengkulu. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen Pemerintah terhadap pengembangan usaha mikro melalui Pembiayaan UMi.

Pembiayaan UMi merupakan program pembiayaan kepada masyarakat usaha mikro di lapisan terbawah yang belum dapat difasilitasi oleh perbankan dengan pembiayaan paling banyak Rp 10 juta per nasabah. Program pembiayaan ini adalah tahap lanjutan dari bantuan sosial menuju kemandirian usaha, serta merupakan komplementer program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pemerintah menunjuk Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang merupakan BLU di bawah Kementerian Keuangan sebagai koordinator dana (coordinated fund) yang bertugas menghimpun dana dan menyalurkannya kepada usaha produktif melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Sejak pertama kali diluncurkan pada pertengahan 2017 hingga 13 Februari 2019, secara nasional, Pembiayaan UMi telah disalurkan kepada 762.744 debitur, dengan total penyaluran mencapai Rp 2,1 triliun.  Untuk Provinsi Bengkulu, Pembiayaan UMi telah menjangkau 169 debitur dengan total penyaluran lebih dari Rp 1 miliar.

Penyaluran tertinggi di Kota Bengkulu, mencapai Rp 455 juta yang disalurkan kepada 77 debitur; disusul Kabupaten Rejang Lebong dengan total penyaluran sebesar Rp 437 juta kepada 72 debitur. Selanjutnya, penyaluran di Kabupaten Kepahiang sebesar Rp 61 juta kepada total 9 debitur; Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar Rp 26 juta kepada 5 debitur; Kabupaten Kaur sebesar Rp 29 juta kepada 4 debitur; dan Kabupaten Bengkulu Utara sebesar Rp 10 juta yang disalurkan kepada 2 debitur.

“Kita tentu memberikan fasilitas ini di bawah kredit usaha rakyat yang walaupun kecil pada saat ini lebih dari 800 ribu yang mendapatkan kredit seperti ini. Untuk Bengkulu sekitar 170 pengusaha yang mendapatkan kesempatan,” ungkap Menkeu.

Bengkulu memiliki potensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sangat besar. Namun hingga saat ini, penyalur Pembiayaan UMi di Provinsi Bengkulu belum maksimal. Hal ini merupakan peluang dan tantangan bagi semua pihak yang terlibat. Penyaluran dapat ditingkatkan dengan partisipasi aktif Pemerintah Daerah melalui penjaringan debitur dan koperasi yang potensial untuk memperluas jangkauan Pembiayaan UMi di Provinsi Bengkulu. (mar)