Kastara.ID, Jakarta –  Membaca karya sastra penting dilakukan sejak usia dini sebab sastra seperti novel, cerpen, atau puisi dapat memberikan kekayaan psikologis dan perspektif dalam memahami persoalan manusia atau dunia. Untuk mendukung minat baca yang dipupuk sejak dini serta mendorong peningkatan intelektualitas generasi muda, Komunitas Salihara kembali mengadakan Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA 2023. Sesuai dengan tema Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2023 yakni Sastra Prancis & Frankofoni–negara berbahasa Prancis–, tahun ini Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA akan mengajak calon peserta untuk membandingkan novel Nyonya Bovary karya Gustave Flaubert (Prancis) dengan Kerudung Merah Kirmizi karya Remy Sylado (Indonesia).

Kedua novel ini dipilih untuk dibandingkan karena sama-sama mengangkat tokoh utama perempuan yang ditulis oleh pengarang laki-laki. Meski jarak antara kedua novel tersebut adalah 150 tahun–Nyonya Bovary terbit pada 1857 dan Kerudung Merah Kirmizi terbit pada 2002–masing-masing ditulis dalam kuatnya sensor negara serta hadir di tengah masyarakat dengan budaya patriarki yang kuat.

Fokus perbandingan yang diminta adalah: penggarapan atas tokoh utama perempuan dalam hubungan dengan tokoh-tokoh lainnya serta bagaimana penggarapan itu merupakan kritik atau justru konfirmasi atas nilai-nilai masyarakat zamannya.

Bagi calon peserta yang ingin mengikuti Kompetisi Debat Sastra ini diharapkan untuk membentuk tim yang terdiri dari 3 (tiga) siswa tingkat SMA/sederajat dari sekolah yang sama. Tiap sekolah dapat mengirimkan lebih dari 1 (satu) tim. Siswa/i yang mendaftar harus merupakan siswa yang masih bersekolah di bangku SMA ketika final debat berlangsung di 28 Oktober 2023.

Kompetisi ini tertutup bagi peserta yang sudah menjadi juara 1 (satu) pada tahun sebelumnya. Peserta yang mendaftar akan membuat karya tulisan telaah (berupa tulisan atau makalah) dalam bahasa Indonesia setelah membaca dan membandingkan kedua karya (Nyonya Bovary dan Kerudung Merah Kirmizi) yang dapat diunduh setelah proses pendaftaran.

Pendaftaran sudah dapat dimulai sejak 16 Maret hingga 17 Agustus 2023, sedangkan untuk makalah dapat dikumpulkan mulai 17 Agustus–4 September 2023 (tenggat kirim surat elektronik). Perlu diingat, sekolah yang mendaftar namun tidak mengirimkan makalahnya akan didiskualifikasi pada tahun penyelenggaraan berikutnya.

Makalah yang terpilih akan dilihat dari mutu argumen, pendalaman, penggalian masalah, dan ketertiban serta keindahan bahasa Indonesia yang digunakan. Pemenang Kompetisi Debat Sastra akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 20 juta dan Rp 15 juta untuk pemenang kedua. Tiga makalah favorit juga akan mendapatkan masing-masing Rp 3 juta (pajak ditanggung pemenang).

Kedua karya yang dilombakan kali ini sama-sama mengangkat tokoh perempuan yang berhadapan dengan situasi zaman dan masyarakatnya. Nyonya Bovary sempat mendapat perlawanan dari otoritas setempat saat peluncurannya atas amoralitas yang terdapat di dalamnya. Namun karya tersebut juga mendapatkan respons yang baik dari masyarakat Prancis bahkan menjadi karya terlaris di masanya. Di era modern, novel ini telah diadaptasi ke berbagai medium seperti film, televisi, layar lebar, opera, dan bahkan disebut sebagai salah satu sastra Prancis yang penting dalam kesusastraan dunia.

Sedangkan Kerudung Merah Kirmizi yang terbit di awal 2000-an membawa Remy Sylado meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2002, sebuah penghargaan bergengsi di bidang sastra  yang pernah diraih oleh penulis-penulis ternama seperti Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, dan Seno Gumira Ajidarma. Karya ini menceritakan kisah cinta dengan latar Orde Baru–yang sensitif untuk dibahas di masa tersebut–yang penuh kesewenang-wenangan dan pandangan budaya patriarki yang kuat di dalamnya.

Membaca dua karya ini secara berdampingan akan memberi kesempatan untuk memahami masalah yang mirip sekaligus berbeda dalam perspektif yang lebih luas dan kaya. (nth)