Irjen

Kastara.ID, Makkah – Kementerian Agama akan menambah komposisi konsultan ibadah perempuan pada penyelenggaraan ibadah haji yang akan datang. Tahun ini, ada 25 konsultan ibadah haji di Daerah Kerja Makkah dan hanya satu yang perempuan.

Hal ini disampaikan Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan usai berdiskusi dengan petugas sektor tujuh di Misfalah dan sektor dua di Syisyah, Makkah. Menurutnya, proporsi konsultan ibadah haji perempuan akan disesuikan dengan kebutuhan di lapangan.

“Kuota jemaah haji Indonesia mencapai 231ribu, kebanyakan kaum ibu. Maka perlu menambah konsultan ibadah perempuan,” terang M Nur Kholis Setiawan, Ahad (25/8).

Keberadaan konsultan perempuan penting, lanjut M Nur Kholis, karena seringkali proses konsultasi tidak melulu dengan pendekatan teori fiqih semata. Banyak hal yang tidak terungkap jika proses konsultasi dengan kaum Adam, utamanya yang terkait dengan masalah kewanitaan.

“Ada perempuan yang perlu bimbingan untuk menbedakan darah haid dan penyakit atau istihadlah misalnya, ini akan lebih nyaman jika proses konsultasi dilakukan dengan konsultan perempuan. Jadi, sangat penting keberadaan konsultan ibadah dari perempuan,” jelasnya.

Memperkuat konsultan ibadah, lanjut Sekjen, sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Bahwa ada tahun 2020, pemerintah berkomitmen untuk lebih meningkatkan kualitas fasilitasi layanan bimbingan ibadah untuk jemaah. “Saya kira layanan pendukung, baik akomodasi, transportasi, katering maupun perlindungan dan kesehatan sudah sangat memadai. Ke depan, kualitas ibadah akan lebih difokuskan,” tandasnya.

Selain konsultan ibadah haji perempuan, lanjut M Nur Kholis, keberadaan petugas pembimbingan ibadah lansia juga akan jadi perhatian untuk perbaikan ke depan.  Berdasarkan data Sistem Infornasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), komposisi sekitar 214 ribu jemaah haji Indonesia yang reguler, terdiri dari 56% jemaah perempuan, dan 44% jemaah laki-laki.

“Dari jumlah itu, sebanyak 73,5 ribu berusia 51-60 tahun. Bahkan, 62,8 ribu usianya di atas 61 tahun,” tuturnya.

Dari sisi pendidikan, sebanyak 70.2 ribu hanya lulus SD. Sementara sebanyak 24,9 ribu lulusan SMP. Jumlah jemaah yang lulus SLTA sebanyak 51,5 ribu, diploma sebanyak 12,3 ribu, sarjana sebanyak 45,2 ribu, pascasarjana (S2) sebanyak 7 ribu S2, dan 400 ribu lulusan S3. Ada 1,2 ribu yang tidak masuk semua kategori.

“98,6% jemaah tahun ini belum berhaji, dan hanya 1,4% yang sudah berhaji,” tandasnya. (put)