Pluto

Kastara.ID, Jakarta – Peneliti menemukan bahwa atmosfer di Pluto menghilang karena suhu di permukaan planet kerdil tersebut terus turun.

Pluto sebelumnya merupakan planet ke sembilan di tata surya. Namun pada 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) memutuskan untuk mengubah definisi planet yang membuat Pluto dikeluarkan dari jajaran planet tata surya. Saat ini Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil bersama dengan sejumlah objek langit yang berada di Sabuk Kuiper.

Planet kerdil yang berjarak 4,8 miliar kilometer dari Bumi ini diteliti oleh ilmuwan saat melintas di depan sebuah bintang pada 2018. Melalui pancaran sinar bintang yang datang dari balik Pluto, peneliti dapat melakukan observasi pada planet kerdil tersebut dan atmosfernya.

Sebuah analogi untuk hal ini adalah Matahari yang memanaskan pasir di pantai. Staf peneliti SwRI Leslie Young yang mempelajari interaksi objek planet es di tata surya dengan permukaan dan atmosfernya.

“Cahaya Matahari sangat banyak pada tengah hari, namun pasir akan terus menyerap panas hingga sore, sehingga akan jadi paling panas saat sore hari. Atmosfer Pluto yang terus bertahan menunjukkan bahwa penampungan es nitrogen di permukaan Pluto tetap terjaga dengan menyimpan panas di bawah permukaannya. Data terbaru menunjukkan mulai terjadi pendinginan,” ucap Young.

Dilansir dari Space, peneliti melihat bintang mulai menghilang ketika Pluto melintas di depannya dan kemudian bintang muncul kembali setelah planet kerdil tersebut selesai melintas. Fenomena tersebut berlangsung selama sekitar dua menit. (nth)