DI dalam penelusuran kelirumologi ditemukan apa yang disebut serendipiti sebagai suatu bentuk kekeliruan yang tidak disengaja dilakukan, maka atau namun membuahkan hasil lain yang tak terduga.

Colombus 
Sebenarnya Christophorus Columbus nekad berlayar ke arah Barat benua Eropa bukan untuk membuktikan bahwa planet bumi berbentuk bundar seperti bola, namun untuk mencari jalur pelayaran lebih dekat menuju India yang mahakayaraya rempah-rempah.

Setelah mendarat di sebuah pulau yang kini disebut sebagai San Salvador, Columbus keliru menduga dirinya telah mendarat di India, maka menyebut penduduk pribumi di pulau tersebut sebagai Indian alias orang India. Akibat serendipiti Columbus menjelang akhir abad XV itu ditemukanlah kawasan benua yang kini disebut sebagai Amerika.

Bingham 

Nyaris lima abad kemudian, pada awal abad XX akibat serendipiti Hiram Bingham ditemukanlah Machu Picchu.

Sebenarnya Hiram Bingham nekad menerabas hutan belantara Peru demi mencari The Lost Cityof The Incas, di mana kaum Inka bertahan sampai titik darah penghabisan melawan kolonialisme Spanyol. Setelah tiba di sebuah kawasan dekat Cusco yang kini disebut sebagai Machu Picchu, Bingham keliru menduga bahwa dirinya sudah menemukan The Lost City of The Incas.

Sebenarnya Machu Picchu lebih merupakan sebuah kawasan pesanggrahan untuk istarahat bagi kaum arisokrat Inka ketimbang benteng pertahanan melawan kolonialisme.

Setelah menemukan Machu Picchu memang kemudian Bingham menemukan sebuah situs reruntuhan bangunan Inka di distrik Echarate, region Cuzco, Peru yang kemudian di dalam bahasa Spanyol disebut sebagai Espiritu Pampa (Dataran Spritual). Bingham tidak sadar bahwa sebenarnya situs reruntuhan Espiritu Pampa yang disebut sebagai Vilcabamba itu justru adalah The Lost City of The Incas yang sebenarnya.

Vilcabamba 

Vilcabamba adalah pelafalan Spanyol terhadap Wllkapampa, yang di dalam bahasa Quechua bermakna “Kawasan Keramat”, untuk sementara ini disepakati oleh para arkeolog sebagai ibu kota kekaisaran Inka dari tahun 1539 sampai dengan 1572, sebagai benteng terakhir kekaisaran Inka melawan kolonialisme Spanyol.

Setelah dibumihanguskan oleh kaum kolonialis dari Eropa, Vilcabamba dilupakan maka disebut sebagai The Lost City of The Incas alias kota peradaban Inka  yang lenyap ditelan zaman.Pada tahun 1911, Hiram Bingham memang menemukan reruntuhan Vilcabamba, namun tidak menyadari bahwa itulah situs yang dicarinya, sebab sebelumnya sudah menyakini bahwa Machu Picchu adalah The Lost City of The Incas. Baru pada tahun 1964, Gene Savoy meluruskan serendipiti Machu Picchu dengan menegaskan bahwa reruntuhan Vilcambamba yang berada di kawasan bantaran sungai Chontabamba justru adalah benteng terakhir kaum Inka yang dicari Hiram Bingham.

Kalah Tenar

Vilcabamba telah ditampilkan pada game video The Amazon Trail  dan Tomb Raider maupun Tomb Raider: Aniversary serta PlayStation 2 RPG: Shadow Hearts: From The New World dan maupun di dalam novel Evil Star dan Necropolis oleh Anthony Horowitz.

Episode kedua serial dokumentarial Conquistadors karya Michael Wood secara khusus berkisah tentang perjuangan kaum Inka sampai titik darah penghabisan melawan Spanyol di Vilcabamba, yang juga berperan sebagai lokasi utama novel To The Last City oleh Collin Thuborn yang dinominasikan sebagai penerima anugerah Man Booker Prize.

Namun, ketenaran Vilcabamba tidak pernah berhasil mengungguli Machu Picchu yang sudah terlanjur lebih dahulu tersohor akibat dinobatkan UNESCO sebagai warisan situs kebudayaan dunia yang habis-habisan dipromosikan oleh pemerintah Peru masa kini sebagai destinasi utama pariwisata Peru.

Vilcabamba kembali lenyap ditelan zaman maka disebut sebagai The Lost City Of The Incas. (*)

* Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan pembelajar peradaban dunia.