Katering Haji

Kastara.id, Jakarta – Kontrak layananan katering jemaah haji di Makkah sudah selesai. Tim penyedia katering Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah kini sedang memfinalisasi proses negosiasi dan kontrak layanan katering di Madinah, bandara, dan Armina (Arafah,  Muzdalifah, Mina).

“Sampai dengan hari ini, penyediaan layanan katering di Makkah sudah tuntas,” terang Ketua Tim Penyediaan Layanan Katering Abdullah Yunus melalui pesan singkatnya (25/4).

Tahun ini, jemaah haji Indonesia akan mendapat layanan 40 kali makan saat di Makkah. Layanan itu akan disiapkan oleh 36 perusahaan terpilih. Sebanyak 16 perusahaan di antarannya adalah penyedia katering jemaah Indonesia pada musim haji 2017 yang dinilai berkinerja baik.

Menurut Abdullah, berdasarkan pengalaman sebelumnya, tahun ini tim penyedia katering bersepakat untuk lebih memilih perusahaan kelas menengah (sedang)  tapi sehat, daripada memilih perusahaan besar tapi banyak masalah. Pilihan ini juga didasarkan pada pertimbangan aspek distribusi. Sebaran kuota penyediaan katering yang merata kepada banyak perusahaan diharapkan akan mengefektifkan distribusi makanan ke jemaah.

“Sewa terbanyak diberikan kepada Al Ahmadi yang akan melayani 13.000 jemaah. Terbanyak kedua adalah Arraghaib dengan 9.000 jemaah,” jelasnya.

“Keduanya sudah bekerja sama selama ini dan dinilai berkinerja baik,” sambungnya.

Tim katering bertugas di Arab Saudi sejak awal Maret lalu. Tim akan berada di Saudi hingga Mei mendatang. “Hari ini, kita sudah menyelesaikan layanan kontrak dengan Muasasah Asia Tenggara yang akan melayani 44 maktab jemaah haji Indonesia saat di Armina,” lanjut Abdullah.

Saat puncak haji di Arafah dan Mina, jemaah Indonesia akan dibagi dalam 70 maktab.  Sebanyak 44 maktab, kateringnya dilayani Muassasah, sisanya dilayani perusahaan katering. Jemaah akan mendapatkan 15 kali makan plus satu paket konsumsi Muzdalifah pada fase puncak haji Armina.

“Besok kita akan menyelesaikan negoisasi dengan perusahaan muta’ahiddin yang akan melayani 26 maktab jemaah haji Indonesia,” tuturnya.

“Satu maktab berkisar 2.900-3.000 jemaah,” sambungnya.

Abdullah berharap, proses penyediaan katering di Armina segera selesai sehingga tim bisa fokus pada finalisasi di Madinah dan bandara. Selama di Madinah, jemaah akan mendapat layanan katering 18 kali makan. Sedang di bandara, jemaah dapat satu kali makan, saat kedatangan di Tanah Suci atau saat akan kembali ke Tanah Air.

“Kami berharap seluruh proses penyediaan katering selesai pada awal Mei,” tandasnya. (nad)