Kastara.id, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka ruang untuk kembali merekomendasikan impor garam konsumsi guna mengatasi kelangkaan garam saat ini.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/7), mengatakan pihaknya menjamin volume impor tak akan mendistorsi panen di dalam negeri.

Menurut Brahmantya, KKP akan mengatur waktu pemasukan garam impor sehingga tidak bersinggungan dengan puncak musim panen garam rakyat pada semester II/2017. Pemerintah juga akan mencari keseimbangan antara kepentingan petani garam dan kebutuhan industri pengguna garam.

“Misalnya industri pengasinan ikan yang saat ini kesulitan memperoleh garam, stakeholder kami itu kan petani garam. Artinya, kami harus hati-hati. Tapi, kami tidak boleh mematikan industri,” katanya.

Ia mengungkapkan rekomendasi impor akan dirumuskan setelah laporan tim verifikasi stok garam selesai dianalisis dalam pekan ini. Selain itu, KKP menanti langkah Kementerian Perdagangan untuk tidak lagi membedakan definisi garam konsumsi dan garam industri.

Pantauan di lapangan dalam sepekan terakhir, harga garam di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Melambungnya harga garam dikarenakan kurangnya stok garam atau pasokan garam, kalaupun masih ada stok garam di pasar harganya sudah mengalami kenaikan hampir 50 hingga 300 persen.

Di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan, beberapa pedagang tidak menjual garam akibat stok garam habis dan produsen garam belum juga mengirim persediaan garam.

Yati (45) mengatakan, distributor dari Madura belum mengirim stok persediaan garam, selain itu harga penjualannya pun naik. Ia mengaku harga garam sudah mencapai Rp 30-Rp 50 ribu untuk satu kotak yang besar, yang isinya 10 garam. “Kalau pun ada pemasok garam, udah gak wajar harganya, jadi kita jualnya juga bingung,” kata Yati, Rabu (26/7).

Kemudian di Pasar Ceger, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, garam halus maupun kasar mulai sulit ditemukan atau kalaupun ada harganya lima kali lipat lebih mahal dibandingkan biasanya. Kondisi itu sekaligus membuat harga garam melonjak dibanding biasanya. Kalau garam kemasan kecil yang biasanya cuma Rp 500 perbungkus, kini menjadi Rp 3 ribu per bungkus.

“Garam sekarang sulit. Kalaupun ada harganya bisa sampai Rp 5.000 per bungkus, padahal sebelumnya cuma Rp 1.000 per bungkus,” kata Sugeng (31), pedagang di Pasar Ceger. (mar)