Pilpres 2024
Pilpres 2024
(kastara.id)

Kastara.ID, Jakarta – Viralnya Puan Maharani di media sosial mengindikasikan mesin politik PDIP sudah bergerak untuk “memasarkan” putri kesayangan Megawati Soekarnoputri menjadi capres.

Pasukan maya yang digerakkan tampaknya sangat agresif untuk memviralkan Puan. Dikatakan agresif karena banyak akun secara serentak memviralkan “Puan bilang Insyah Allah 2024 Presiden Perempuan”.

Hal itu disampaikan M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik Universirtas Esa Unggul Jakarta, kepada Kastara.ID, Jumat (26/8) petang.

“PDIP tampaknya sudah lebih terang benderang mengampanyekan Puan melalui dunia maya. Cara ini tampaknya untuk mendongkrak elektabilitas Puan yang kini masih tercecer bila dibandingkan dengan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” papar Jamil.

Sebelumnya Puan sudah dipasarkan melalui baliho di penjuru negeri. PDIP juga sudah menggelontorkan paket sembako bergambar Puan dari Sabang hingga Merauke. Namun elektabilitas Puan belum juga terkerek.

“Bermunculannya akun yang memviralkan Puan tampaknya sengaja dilakukan bersamaan saat Puan melakukan safari politik ke pimpinan partai politik. Melalui cara itu, PDIP berharap nama Puan memenuhi media massa dan media sosial,” jelas pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Ibarat perang, PDIP menyerang dari berbagai arah agar semua perhatian terpusat kepada Puan. Terbukti Puan memang seminggu terakhir ini menjadi buah bibir yang dalam banyak hal bernada positif.

Jadi, PDIP tampaknya sudah bulat untuk mengusung Puan pada Pilpres 2024. Resminya hanya tinggal menunggu waktu yang baik bagi Megawati untuk mengumumkannya.

Karena itu, pihak-pihak yang berharap Ganjar akan diusung PDIP sebagai capres, tampaknya akan kecewa. Peluang Ganjar tampaknya sudah hampir tertutup  untuk diusung PDIP.

“Ganjar tinggal memilih mau tetap loyal menjadi kader PDIP atau harus pindah ke partai lain. Kalau mau tetap loyal, sebaiknya hentikan bermanuver agar tetap aman di PDIP,” imbuh Jamil.

Kalau mau pindah, sekaranglah saat yang tepat. Hasrat untuk menjadi capres tampaknya masih terbuka di partai lain.

“Dua pilihan itu memang ibarat simalakama bagi Ganjar. Namun itu harus diputuskan agar tidak terus bermanuver tapi dalam ketidakpastian,” tandas Jamil. (dwi)