Sekolah Guru Indonesia (SGI)

Kastara.ID, Bogor – Dompet Dhuafa Pendidikan sebagai lembaga yang peduli pada peningkatan kualitas Guru di  Indonesia bersama Sekolah Guru Indonesia menyelenggarakan peluncuran daring Kolaborasi Guru Pemimpin sekaligus rayakan milad SGI ke-11 (24/10) via ZOOM. Bersama 1000 guru dari seluruh Indonesia SGI mempersembahkan Aksi Kolaborasi Guru Pemimpin dalam rangka berinovasi menciptakan pendidikan berkualitas di era pandemi.

Melalui aksi ini para Guru Pemimpin akan mengimplementasikan Startup Project Leadership yang menyasar 20.000 siswa agar mendapatkan layanan pendidikan terbaik. Juperta Panji Utama, GM Divisi Dakwah dan Pendidikan, menuturkan bahwa krisis akibat pandemi tidak boleh dilewatkan begitu saja, ini adalah momentum menciptakan perubahan bagi pendidikan. Perubahan itu dimulai dari para guru, karena kunci perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan nasional terletak pada kualitas gurunya.

“Sejalan dengan tema peringatan Hari Guru Sedunia 2020 yang ditetapkan UNESCO, ‘Guru: Memimpin dalam krisis, menata kembali masa depan’. SGI sebagai organisasi pengkaderan kepemimpinan guru sejak tahun 2009 berkomitmen melakukan berbagai program pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru di Indonesia,” ujar Panji membuka acara Launching Aksi Kolaborasi Guru Pemimpin.

Ketua Sekolah Guru Indonesia Asep Ihsanudin menyampaikan jika konsep kepemimpinan guru sedari awal telah menjadi kata kunci bagi pelaksanaan program yang dikembangkan oleh SGI. Kepemimpinan guru adalah kecakapan seorang pendidik untuk mencipta gagasan-gagasan segar sebagai alternatif perubahan bagi kemajuan pendidikan di negeri ini.

“Selama 11 tahun (2009-2020) berdiri, Kebermanfaatan program Sekolah Guru Indonesia telah tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Total penerima manfaat langsung SGI selama 11 tersebut adalah sebanyak 4.861 aktivis guru. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 131.247 siswa penerima manfaat tidak langsung dan mengimbas 48.610 rekan guru sejawat,” papar Asep.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan Syafi’ie Al Bantanie menjelaskan tiga komponen utama pendidikan yakni guru, kurikulum, dan murid. Dari tiga komponen tersebut, gurulah yang merancang dan mengimplementasikan kurikulum dalam desain pembelajaran. Guru harus mampu menjaga spirit dan gairah belajar siswa. Gurulah yang membentuk diri siswa, maka guru bukan sekadar profesi, melainkan sang arsitek peradaban.

“Mari sama sama berkolaborasi melakukan transformasi menuju tatanan pendidikan yang lebih baik dan beradab. Karena agenda kita bersama adalah membangun peradaban, bukan mengekor peradaban. Menjadi guru lebih dari sekadar profesi, melainkan sang arsitek peradaban. Pekerjaan besar menyiapkan generasi yang siap menjadi pelaku sejarah dan pembangun peradaban. Mewarnai zaman dengan rupa-rupa dan lika liku prestasi dan karya terdepan,” terang Syafi’ie penuh semangat.

Sebagai upaya pemerataan kualitas pendidikan di wilayah Indonesia bagian tengah, aksi Kolaborasi Guru Pemimpin difokuskan kepada guru-guru di wilayah Indonesia Bagian Tengah. Oleh karenanya kegiatan ini juga menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan dari Indonesia Bagian Tengah.

Sementara Kabid GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hermanto, sangat mendukung guru untuk terus berkolaborasi di mana pun, kapan pun, bersama siapa pun. Sejalan dengan pernyataan Hermanto, Jusria Kadir, Kepala Sekolah Aktivis SGI dari Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa guru dan orang tua perlu berkolaborasi memfasilitasi anak tetap mendapatkan hak belajarnya walaupun belajar di rumah saja. Sementara Syarifudin sebagai perwakilan dosen sekaligus aktivis SGI mengutarakan pandangannya jika pendamping perlu menstimulus guru dan calon guru untuk tetap menciptakan program-program belajar kreatif.

Di akhir acara Pengelola SGI Pusat Najmi Ridha Syabani menuturkan, kolaborasi ini mengajak semua guru sekolah dasar untuk saling belajar, saling berbagi, dan bekerja sama menciptakan pembelajaran yang berkualitas dengan menstimulus anak memiliki jiwa leadership, kecakapan Abad 21 dengan mengembangkan kemampuan menciptakan startup-nya sendiri agar siap menghadapi tantangan global di masa depan. (ant)