Kapolri

Kastara.ID, Jakarta — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini sedang mengkaji kemungkinan penurunan harga batas atas tes polymerase chain reaction atau tes PCR. Kajian dan konsultasi yang dilakukan dengan berbagai pihak ini adalah tindak lanjut perintah Presiden Jokowi yang meminta harga tes PCR diturunkan menjadi Rp 300 ribu. Publik berharap kajian ini segera rampung dan harga PCR bisa lebih murah.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, kebijakan penurunan harga PCR bukan semata-mata akan meringankan beban masyarakat terutama penumpang pesawat, tetapi juga akan berdampak besar dalam upaya Pemerintah mengendalikan pandemi yang saat ini situasinya semakin membaik. Sejatinya, harga PCR yang terjangkau secara otomatis akan semakin meningkatkan jumlah tes Covid-19 yang merupakan salah satu strategi utama pencegahan penyebaran Covid-19 selain tracing dan treatment (3T).

“Jika harga PCR di Indonesia semakin terjangkau atau semakin murah, bukan hanya publik yang terbantu tetapi juga Pemerintah. Publik terbantu karena akan meringankan biaya perjalanan terutama jika naik pesawat. Masyarakat juga akan memilih segera melakukan tes PCR jika ada gejala ataupun kontak erat karena harganya murah. Artinya, harga PCR yang terjangkau otomatis akan meningkatkan jumlah tes Covid-19 yang menjadi salah satu strategi Pemerintah mencegah penularan selain tracing dan treatmen atau 3T,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (26/10).

Menurut Fahira, salah satu kunci keberhasilan India cepat melandaikan ledakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu yang lalu adalah mereka mampu melipatgandakan jumlah tes Covid-19. Selain layanan tes yang dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat juga berinisiatif melakukan tes mandiri. Proaktif masyarakat melakukan tes mandiri dikarenakan harga PCR di India sangat terjangkau. Sebagai informasi, Pemerintah India menetapkan harga 500 rupee atau sekitar Rp 96 ribu untuk tes PCR.

Walau saat ini situasi pandemi di Indonesia semakin membaik, lanjut Fahira, tetapi implementasi 3T, terutama testing, harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk menutup semua celah yang mempunyai potensi membuat kasus kembali melonjak. Semakin banyak testing dan semakin cepat kasus ditemukan, maka semakin cepat kita bisa menghentikan penyebaran virus sehingga lonjakan kasus bisa cepat dicegah.

“Jadi kebijakan menurunkan harga tes PCR juga harus dipandang sebagai upaya Pemerintah meningkatkan kapasitas testing di masyarakat. Di saat pandemi mulai terkendali seperti saat ini yang berdampak pada semakin tingginya aktivitas serta mobilitas masyarakat, testing di masyarakat harus semakin ditingkatkan. Harga PCR yang semakin terjangkau akan sangat efektif bagi Indonesia untuk menjaga agar situasi pandemi semakin terkendali,” pungkas Senator Jakarta ini. (dwi)