Kastara.ID, Jakarta – Liliyana Natsir tak dapat menyembunyikan rasa sedih dan haru tatkala seluruh Istora menggemakan namanya. Setelah 24 tahun mengarungi perjalanan di bulutangkis, kini sampailah ia di penghujung kariernya, tiba saatnya ia harus mengucapkan selamat tinggal kepada olahraga yang telah membesarkan namanya.

Sudah tak terhitung lagi berapa kali Liliyana berjuang hidup mati demi Merah-Putih, mulai dari gelar turnamen terbuka, gelar hat-trick All England pada tahun 2012, 2013, dan 2014, empat gelar juara dunia pada tahun 2005, 2007, 2013, dan 2017 serta puncaknya medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang ia raih bersama Tontowi Ahmad.

Mengapresiasi besarnya pengorbanan dan deretan prestasi yang telah mengangkat nama Indonesia di kancah dunia, hari ini digelar Liliyana Natsir’s Farewell Event, tepat sebelum laga final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan. Sebelum memasuki arena, Liliyana tak dapat menahan jatuh air matanya kala ia melihat video dimana orang-orang terdekatnya, Richard Mainaky, Nova Widianto, dan Vita Marissa memberikan kesan-kesan tentangnya.

Liliyana memasuki Istora didampingi 17 atlet pelatnas, menggambarkan 17 tahun Liliyana berada di Pelatnas PBSI Cipayung. Turut hadir Menteri Pemuda dan Olahrgaa RI Imam Nahrawi dan Ketua Umum PP PBSI Wiranto.

“Terima kasih atas dedikasi dan pengorbanan yang telah diberikan Butet kepada Indonesia. Momen medali emas Olimpiade Rio 2016 adalah momen terfavorit saya selama menjadi menteri,” kata Imam yang disambut riuh tepuk tangan penonton.

“Saat ini kita akan ditinggalkan pemain legendaris yang sudah mengukir prestasi yang luar biasa. Pemain terlama yang menghuni pelatnas selama 17 tahun, di pelatnas itu penuh perjuangan dan tidak mudah. Ini menjadi pelajaran untuk atlet muda agar bisa mengikuti jejak Butet untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Terima kasih kepada Butet yang sudah mengharumkan nama Indonesia dengan prestasi-prestasinya,” sebut Wiranto yang menyerahkan cendera mata berupa action figure Liliyana Natsir.

Dengan terbata-bata, Liliyana membuka sambutannya. Ia bahkan harus berhenti bicara beberapa kali untuk menahan jatuh air matanya.

“Hari ini adalah hari yang berat buat saya. Minggu 27 Januari 2019, saya menyatakan pensiun sebagai atlet bulutangkis. Dunia ini yang membesarkan nama saya, saya tidak pergi menjauh, tapi memberikan kesempatan kepada adik-adik saya untuk menjadi pemenang baru,” kata Liliyana.

“Saya juga ingin menyampaikan pesan motivasi kepada adik-adik saya para pemain muda. Kekalahan itu tidak memalukan, yang memalukan itu menyerah,” tuturnya.

Liliyana pun berkata bahwa begitu banyak pihak yang mendukungnya selama ia menjadi pemain bulutangkis. Untuk itu ia ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tak henti-hentinya memberi support. Mulai dari keluarganya, pelatih, para pemain pelatnas, PB Djarum, sponsor, Menpora, Ketum PBSI, para pendukung serta tak lupa pasangan mainnya, mulai dari Nova, Vita, hingga Tontowi.

Di akhir acara, Liliyana mendapat kejutan dari kedua orang tuanya yang hadir dalam acara ini. Sang mama, Olly Maramis, memberikan karangan bunga untuknya. Sang papa, Beno Natsir menyusul setelah menyampaikan kata-kata betapa bangganya ia memiliki Liliyana sebagai putrinya.

Final Daihatsu Indonesia Masters 2019 menjadi laga terakhir bagi Liliyana. Hari ini ia akan berhadapan dengan pasangan rangking satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. “Hari ini saya akan bertanding di final melawan pasangan Tiongkok, mohon dukungannya, mari getarkan Istora,” katanya.

Di akhir acara, Liliyana berlari mengelilingi Istora sambil menyapa para penonton Istora. Di panggung acara, terdapat T-shirt raksasa bergambarkan Liliyana, 24 tahun Ukir Prestasi untuk Indonesia. (lan)