Gunung Merapi

Kastara.ID, Yogyakarta – Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknoogi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan terjadinya letusan abu vulkanik pada Gunung Merapi. Aktivitas erupsi tersebut terjadi sekitar pukul 10.56 WIB dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak, Jumat (27/3).

“Hasil pemantauan kami, dampak awan panas ini mengakibatkan hujan abu bercampur pasir halus menjangkau hingga radius 15 Kilo Meter (KM) dari puncak Gunung Merapi tepatnya di Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaidi di Yogyakarta.

Letusan Gunung Merapi, sambung Hanik, terekam dalam seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit dengan arah letusan ke Barat Daya. “Awan panas diperkirakan terjadi sejauh 2 km di sektor Selatan-Tenggara sehingga kami menerbitkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) kode warna Merah,” ungkapnya.

Hanik menjelaskan, erupsi Gunung Merapi tidak didahului prekursor yang jelas. Seismisitas pada tanggal 26 Maret 2020 terdiri dari gempa MP 2 kali dan RF 1 kali. Demikian juga deformasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. “Observasi kami menunjukkan bahwa menjelang letusan tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik,” urai Hanik.

Ia memprediksi kuantitas letusan serupa akan terus meningkat seiring indikasi suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. “Ancaman bahaya letusan ini berupa awan panas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan kurang dari 3 km berdasarkan volume kubah yang sebesar 291.000 m3,” tutur Hanik.

Sebagaimana diketahui, Gunung Merapi ini telah berstatus Waspada sejak 21 Mei 2018. Hanik juga menghimbau agar kegiatan pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

“Secara rutin tim PVMBG akan melaporkan setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat agar tetap tenang dan jangan terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya,” tutur Hanik.

Terkait letusan yang terjadi, PVMBG Kementerian ESDM berharap masyarakat sekitar diharapkan tetap mengikuti arahan pemerintah setempat atau bisa mengikuti perkembangan informasi gunung tersebut melalui aplikasi MAGMA, menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, melalui laman resmi media sosial bpptkg (twitter: @BPPTKG, instagram: @bpptkg) dan laman website di www.merapi.bgl.esdm.go.id atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana Nomor 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192. (yan)