PDIP

Kastara.ID, Jakarta – Gagasan Ustadz Abdul Somad (UAS) Yang mendukung penggalangan donasi untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 memang banyak makna.

Demikian diutarakan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Selasa (27/4).

Pertama, rinci pria yang kerap disapa Jamil ini, bisa jadi gagasan UAS menggalang donasi murni untuk membantu pemerintah membeli kapal selam yang baru. “UAS tahu, pemerintah sedang kesulitan keuangan, sehingga layak dibantu rakyatnya,” ujar penulis buku Riset Kehumasan ini.

Karena itu, gagasan UAS itu janganlah direspons negatif. Jangan ada penilaian seolah UAS sedang melecehkan pemerintah.

Dua, UAS ingin mengatakan bahwa dirinya sangat menyintai Indonesia. NKRI baginya harga mati. “Karena itu, pengadaan kapal selam baru sebagai wujud partisipasinya untuk menjaga NKRI dari rongrongan pihak asing,” imbuh Jamil yang mengajar Metode Penelitian Komunikasi ini.

Tiga, pesan kepada pihak-pihak yang selama ini menilai UAS pro HTI dan khilafah adalah salah besar. UAS ingin katakan, saya terdepan membela NKRI. Sementara pihak pengkritiknya hanya bisa berslogan “saya Pancasila, saya Indonesia” tapi minus action.

Menurut Jamil, dari tiga hal itu, UAS pada dasarnya menginginkan TNI kuat dan menjadi kebanggaan bangsanya. Untuk itu, TNI harus didukung infrastruktur yang lengkap dan canggih. Hanya dengan begitu TNI dapat menjaga keutuhan NKRI.

Untuk memenuhi infrastuktur TNI yang canggih, rakyat dan pemerintah dapat saling membantu. Rakyat juga dapat menyatu dengan TNI untuk bersama-sama melengkapi infrastrukturnya.

“Mungkin UAS juga ingin mengingatkan, TNI berasal dari rakyat. Karena itu, seharusnya rakyat membantu TNI untuk jayanya Ibu Pertiwi,” pungkas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini. (jie)