MIKTA

Kastara.ID, New York – Menteri Luar Negeri RI telah mengikuti 15th MIKTA Foreign Ministers’ Meeting pada 26 September 2019 di New York, AS. Pertemuan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki serta wakil tetap perwakilan Australia dan diselenggarakan di sela-sela rangkaian Sidang Umum Majelis PBB Ke-74.

Sejak berdiri 2013 hingga saat ini tahun 2019, MIKTA telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan, termasuk mengeluarkan lebih dari 50 pernyataan bersama yang meliputi isu regional dan global.

Pada pertemuan dimaksud, para Menteri Luar Negeri MIKTA membahas sejumlah isu terkait  multilateralisme, migrasi, pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik, perkembangan keamanan di semenanjung Korea serta perdagangan internasional.

Menteri Luar Negeri RI telah menyampaikan highlights utama terkait pandangan tentang Indo-Pasifik yang dirilis tanggal 23 Juni 2019. Dokumen tersebut memuat pandangan ASEAN akan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif, yang mencakup di bidang maritim, konektivitas, SDGs serta ekonomi dan bidang lainnya.

Terbitnya dokumen ini untuk mengantisipasi perubahan geopolitik terkait peningkatan rivalitas big powers, ancaman tradisional dan non tradisional serta untuk membangun rasa saling percaya di kawasan Asia Pasifik. Outlook ASEAN atas Indo-Pasifik diharapkan dapat berkontriibusi dalam menjaga dan memelihara perdamaian di kawasan Asia Pasifik maupun di tingkat global.

Negara2 MIKTA memiliki pandangan yang positif terhadap usaha Indonesia dlm memajukan pandangan Indo-Pacific.

Dalam diskusi Menteri Retno juga menyampaikan pandangannya atas peran penting MIKTA dalam multilateralisme. “MIKTA merupakan mesin dan penjaga sistem multilateralisme”.  Menteri Retno juga mengajukan inisiatif agar para Menteri Luar Negeri MIKTA dapat menyusun pandangan bersama terkait relevansi sistem multlateral untuk dipublikasi secara umum maupun menjelaskan peran MIKTA dalam memajukan dialog terkait isu-isu global dan membangun beragam jenis kerjasama konkrit.

Di akhir pertemuan, disepakati dokumen “MIKTA Foreign Ministers’ Joint Statement on Terorism and Violent Extremism Condusive to Terrorism” yang memuat komitmen kerja sama penanganan terosisme dan ekstrimisme dalam beragam bentuk dan manifestasinya.

Penggunaan media internet untuk mendukung tindakan kekerasan seperti serangan di Selandia Baru, Sri Langka, Norwegia dan beragam tempat di AS, harus diatasi dengan tetap memastikan internet yang terbuka, bebas dan aman sejalan dengan aturan dan prinsip Hak Asasi Manusia.

Negara-negara MIKTA menyepakati perlunya penguatan kerja sama internasional untuk memperjuangkan pemenuhan Hak Asasi Manusia dan mengakhiri segala bentuk diskriminasi, xenophobia, rasisme, dan intoleransi.

Menteri Luar Negeri Meksiko selaku Ketua MIKTA tahun 2019, menegaskan komitmen bersama MIKTA untuk penguatan multilateralisme dan terus mengharapkan dukungan bersama dalam memecahkan berbagai isu penting kawasan dan global. (put)