Gunung Agung

Kastara.ID, Karangasem – Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan didampingi Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar meresmikan Pos Pengamat Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Peresmian pos pengamatan gunung berapi ini merupakan bagian dari rencana besar untuk memperbaiki pos-pos gunung api yang ada di Indonesia, agar tercipta suasana kerja yang sehat dan nyaman untuk para pengamat yang bekerja 24 jam penuh mengamati gunung api.

“Hari ini saya mengunjungi renovasi besar yang dilakukan di Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Karangasem Bali. Renovasi besar yang dilakukan ini merupakan bagian dari renovasi-renovasi yang dilakukan di beberapa Pos Pengamatan Gunungapi di Indonesia oleh Badan Geologi,” ujar Jonan Rabu (26/12).

Jonan menjelaskan, renovasi yang dilakukan tanpa meminta tambahan anggaran ini bertujuan agar suasana tempat bekerja para pengamat gunungapi yang bekerja 24 jam menjadi lebih nyaman.

“Saya minta setiap pos pengamatan itu nyaman, sehingga setiap petugas yang bekerja dapat lebih sungguh-sungguh dan lebih sehat,” lanjut Jonan.

Sementara Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar menambahkan, tahun 2018 ini Badan Geologi akan melakukan renovasi besar 3 pos pengamatan gunungapi, yaitu Pos Gunung Krakatau, Ijen dan Agung. Disamping itu 64 pos direnovasi kecil dan yang membangun baru adalah pos gunungapi Werung di Nusa Tenggara Timur.

“Tahun 2019 mendatang Badan Geologi akan merenovasi besar seperti di Pos Pengatamatan Gunung Agung ini sebanyak 12 pos pengamatan gunungapi di beberapa wilayah di Indonesia yang membutuhkan renovasi,” jelas Rudy.

Kepala Pengamatan Gunungapai Agung, I Dewa Made Nertayasa berterima kasih atas diperbaikinya Pos Pengamatan Gunungapi Agung karena hal ini akan membuat rekan-rekan pengamat lebih nyaman dalam bekerja.

“Dengan direnovasinya tempat kami bekerja ini, kami lebih nyaman melaksanakan tugas dan memonitor aktivitas gunungapi, kami bisa bekerja 24 jam dengan lebih nyaman, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri atas perhatian beliau terkait kenyamanan pos gunungapi, semoga pos pos gunungapi yg lain juga bisa direnovasi sesuai kebutuhan,” ujar Dewa.

Pos Pengamatan Gunungapi Agung berada di dua lokasi, satu di Rendang (selatan – barat daya), Budakeling (tenggara) dan Batulompeh (utara). Pos Pengamatan ini mulai beroperasi pada tahun 1964 hingga saat ini, memantau aktivitas Gunung Agung secara menerus 24 jam setiap hari.

Saat ini terdapat 6 orang Pengamat Gunungapi yang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Agung di Pos Rendang maupun Pos Batulompeh, sementara itu Pos Budakeling hanya digunakan jika diperlukan dan sesuai kebutuhan.

Gunung Agung sendiri dimonitor dengan menggunakan 16 stasiun seismik, 5 stasiun GPS, 3 stasiun Tiltmeter, 2 CCTV, 1 Thermal Camera, 1 set pengukur gas DOAS dan 1 set drone. Dengan sistem pemantauan yang ada sekarang menjadikan Gunung Agung sebagai salah satu gunungapi yang paling lengkap peralatan pemantauannya, bersama Gunung Merapi di Yogyakarta dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Pos Pengamatan Gunung Agung menjadi satu-satunya tempat dimana semua pihak dapat memperoleh segala informasi aktivitas Gunung Agung terkini, disamping dapat mengamati secara visual langsung aktivitas Gunung Agung dari jarak yang aman. Organisasi vulkanologi terbesar di dunia, IAVCEI (International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s Interior), memberikan penghargaan kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi karena prestasi dalam pemantauan gunungapi dan penanganan krisis gunungapi.

Juri mengatakan bahwa salah satu alasannya adalah karena Pos Pengamatan Gunungapi telah berhasil dalam melakukan pemantauan aktivitas Gunung Agung, memberikan peringatan dini sebelum erupsi terjadi dan berperan besar dalam mengurangi risiko bencana sehingga tidak ada korban jiwa pada peristiwa erupsi Gunung Agung 2017-2018.

Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian ESDM, terus berupaya untuk hadir di tengah masyarakat, salah satunya melalui Pos Pengamatan Gunung Agung. Pos Pengamatan Gunungapi bukan hanya tempat untuk mengamati aktivitas gunungapi, namun juga sebagai ruang publik untuk mendapatkan informasi aktivitas kegunungapian maupun sebagai tempat untuk berkoordinasi di antara para pemangku kepentingan dalam upaya bersama mengurangi risiko bencana akibat erupsi gunungapi. (put)