Kastara.id, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya meningkatkan mutu petugas pembinaan ibadah haji yang profesional dan berkarakter melalui sertifikasi petugas haji.

“Tujuan melakukan sertifikasi petugas ibadah haji karena ingin memiliki pembimbing ibadah haji yang profesional,” ungkap Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi H Dasir di Jakarta, Minggu (28/1).

Menurut Khoirizi, pembimbing jemaah haji yang profesional, artinya pembimbing yang memahami karakter jemaah haji Indonesia. Juga memahami syarat dan rukun ibadah haji, makna, filosofi serta sejarah. Sebab berhaji adalah perpaduan pelaksanaan ibadah haji sekaligus umrah.

Lebih lanjut dikatakan, jika mereka tidak memahami hal-hal seperti syarat dan rukun ibadah haji, makna, filosofi, serta sejarah. Kemenag khawatir, jemaah haji hanya akan seperti melaksanakan wisata biasa saja. Padahal, berhaji mengandung wisata religius, rohani dan ibadah.

“Yang paling penting itu bagaimana dia memahami tujuan mereka berangkat ke sana (tanah suci) adalah untuk memenuhi panggilan Allah, memenuhi rukun Islam,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Khoirizi, para pembimbing ibadah haji harus dibekali semua aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Supaya menjadi pembimbing yang memiliki karakter dan profesional. Serta tahu benar apa yang dimaksud dengan haji. Namun, dia menegaskan, jangan sampai tujuan sertifikasi ini bergeser.

“Saya melihat, mudah-mudahan saya salah, orang berlomba-lomba ikut sertifikasi karena hanya ingin menjadi petugas pembimbing,” imbuhnya.

Dia menambahkan, sertifikasi petugas pembimbing ibadah haji sudah berjalan tiga tahun yang lalu. Ditargetkan, sampai 2019, minimal mempunyai 5.000 petugas pembimbing ibadah haji. “Alhamdulillah sekarang (Januari 2018) sudah mempunyai 3.000 pembimbing ibadah haji,” bebernya.

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag bekerja sama dengan tujuh Universitas Islam Negeri (UIN) untuk melaksanakan sertifikasi pembimbing ibadah haji. Kemenag masih mengejar target untuk menambah 2.000 petugas pembimbing haji sampai 2019.

“Kita berharap bisa memenuhi target di 2019 memiliki 5.000 pembimbing ibadah haji, caranya meningkatkan dan mengintensifkan peran serta masyarakat karena anggaran kita sangat terbatas,” pungkasnya. (nad)