Cawapres

Kastara.id, Surabaya – Kriteria figur yang tepat sebagai calon Wakil Presiden RI mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019 dipaparkan oleh DPP PDI Perjuangan dalam Rakor Tiga Pilar Partai di Surabaya, Sabtu (28/4).

Menurut Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah, yang paling utama, ada tiga kriteria yang dinilai tepat untuk mendampingi Jokowi di Pilpres mendatang.

Basarah memaparkan, kriteria pertama cawapres nantinya haruslah figur yang memiliki visi kenegaraan sama dengan PDI Perjuangan dan Jokowi, yaitu membangun negara Pancasila sebagaimana cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dua kriteria berikutnya, tambah Basarah, seorang cawapres harus memiliki faktor elektoral yang mampu meningkatkan elektabilitas Jokowi di bursa Pilpres 2019 serta tokoh yang memiliki “chemistry” atau kecocokan serta mampu bekerja sama yang baik dengan Jokowi.

“Konsep Presiden dan Wakil Presiden merupakan kepemimpinan dwi tunggal, yakni menyatu antara jiwa dan raga, berorientasi ke rakyat. Dan yang paling penting, Jokowi harus nyaman dengan wakilnya, termasuk mampu membantu tugas-tugas Presiden jika terpilih nantinya,” jelasnya.

Terkait nama yang masuk bursa calon pendamping Jokowi, Wakil Ketua MPR RI tersebut mengaku bahwa sampai saat ini belum mengerucut ke satu nama dan figur-figur yang muncul sangat berpeluang.

Menurutnya, nama yang belum muncul dalam bursa pun masih sangat mungkin untuk digandeng. “Tunggu saja, masih ada waktu sebelum masa pendaftaran calon Presiden dibuka pada 4-10 Agustus 2018,” katanya.

Di bursa Pilpres 2019, selain PDI Perjuangan, sejumlah parpol sepertiĀ NasDem, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), PPP, Hanura, Perindo, PKPI, dan Partai Golkar, sudah menyatakan akan mengusung Jokowi maju sebagai calon Presiden.

Basarah sangat berharap partai-partai politik yang mendukung Jokowi untuk tetap melanjutkan kerja sama politik jika figur yang ditunjuk partai tersebut tidak digandeng sebagai cawapres oleh Jokowi.

“Karena cawapres satu maka banyak terpanggil, tapi hanya satu yang terpilih. Kalau akhirnya Jokowi memilih bukan di antara calon yang muncul dari partai politik, kami harapkan kerja sama politik terus dilanjutkan karena kerja sama tidak diukur dari diterima atau tidaknya sebagai cawapres,” pungkasnya. (npm)