Kastara.ID, Makkah – Hari kedua di Saudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar simulasi layanan bus shalawat di Makkah Al Mukarramah. Menag didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar, Sekretaris Ditjen PHU Ramadan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Staf Teknis Haji dan Tim Transportasi.

“Alhamdulillah, baru saja dilakukan simulasi rute bus shalawat yang akan digunakan jemaah haji untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Masjidil Haram,” ujar Menag di Makkah,  Selasa (28/5).

“Tahun ini seluruh jemaah haji Indonesia akan mendapat layanan bus shalawat di Makkah,” sambungnya.

Menurut Menag, baru tahun ini 100% jemaah mendapat layanan bus shalawat. Sebelumnya, layanan ini hanya dinikmati sekitar 91% jemaah haji Indonesia. Sebab, kebijakan layanan yang awalnya untuk jarak terdekat 1.500 meter,  tahun ini disesuaikan menjadi 1.000 meter. Layanan ini termasuk akan dinikmati 10 ribu kuota tambahan.

“Dengan jumlah 100% ditambah kuota tambahan 10 ribu, maka situasi dan kondisi jalan-jalan di wilayah Makkah akan semakin padat. Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian seluruh petugas,” tegas Menag.

Dijelaskan Menag, ada sembilan rute yang dilalui bus shalawat saat mengantar jemaah haji Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram (pergi pulang). Rute-rute tersebut, yaitu:
1. Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali (bus dengan nomor stiker 4)
2. Syisyah – Syib Amir (nomor stiker 5)
3. Syisyah Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 6)
4. Syisyah 1 – Syib Amir (nomor stiker 7)
5. Syisyah 2 – Syib Amir (nomor stiker 8)
6. Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 9)
7. Jarwal – Syib Amir (nomor stiker 10)
8. Misfalah – Jiad (nomor stiker 11)
9. Rea Bakhsy- Jiad (nomor stiker 12)

“Dari sembilan rute tersebut, jemaah akan terkonsentrasi pada tiga terminal yaitu Bab Ali dengan jumlah jemaah sekitar 41.000,  Syib Amir dengan jumlah jemaah kurang lebih 124.000, dan Terminal Jiad dengan jumlah jemaah mencapai 51.000,” urai Menag.

“Petugas harus dapat mengantisipasi utamanya pada puncak kepadatan jemaah haji di Makkah. Pastikan semua jemaah dapat layanan,” lanjutnya.

“Konsentrasi jemaah akan terpusat pada terminal Syib Amir. Petugas harus benar-benar ditingkatkan baik dari sisi kedisiplinan maupun jumlah personel,”  Menag kembali menegaskan saat berada di terminal Syib Amir.

 

Bus Shalawat
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa tahun ini ada sejumlah kebijakan baru dalam layanan bus shalawat. Kebijakan itu antara lain terkait jarak hotel ke Masjidil Haram, dari yang sebelumnya 1.500m menjadi maksimal 1000m.
“Implikasinya, seluruh jemaah haji Indonesia mendapat layanan bus shalawat,” jelas Sri Ilham.
“Tahun ini, jemaah juga hanya satu kali naik bus menuju Masjidil Haram,” lanjutnya.
Menurut Sri Ilham, layanan operasional bus shalawat akan berlangsung 24 jam sejak kedatangan jemaah di Makkah. Untuk spesifikasi, Bus Shalawat yang digunakan minimal buatan tahun 2015 dengan kapasitas maksimal 70 orang dan ada akses tiga pintu.

“Bus juga harus dilengkapi AC, tombol manual darurat pembuka pintu, GPS, alat pemecah kaca, alat pemadam kebakaran,  kotak P3K, serta ban cadangan atau ban antibocor,” tuturnya.

Sri Ilham menambahkan, bus shalawat akan beroperasi pada masa kedatangan jemaah di Makkah, dari 16 Juli-6 Agustus 2019 atau selama 22 hari. Pada masa puncak haji (Arafah-Muzdalifah-Mina atau Armina) dari 7-15 Agustus 2019, bus shalawat tidak beroperasi.

“Bus Shalawat kembali beroperasi pada masa kepulangan, dari 16 Agustus-6 September,” tandasnya. (put)