Eco Film Festival 2019

Kastara.ID, Jakarta – Indonesian Eco Film Festival (IDEFF), yang merupakah festival film mengenai lingkungan hidup (environment) pertama kalinya di Indonesia, akan hadir di Jakarta pada tanggal 11–20 Oktober 2019. Festival akan menayangkan 13 film yang terpilih, dengan empat (4) tema yaitu:
– Dampak masalah lingkungan seperti tenggelamnya Jakarta;
– Masalah sustainability oleh konsumsi berlebihan dan pemborosan sumber daya alam;
– Pengelolaan sampah termasuk plastik dan pembuangan sampah sembarangan;
– Alam dan flora fauna termasuk konservasi dan keanekaragaman hayati.

Pada tanggal 11 Oktober 2019, hari pembukaan IDEFF, akan diyangkan dua film yaitu Story of Stuff mengenai siklus produksi barang dan konsumerisme yang berlebihan dan Wasted mengenai pemborosan makanan berlebihan dan cara mengatasinya.

IDEFF IDEFF               Bagi yang ingin menonton, maka berikut adalah jadwal penayangan IDEFF:

  1. Jumat, 11 Oktober 2019, dari jam 17.00–21.00 WIB, Pembukaan – Story of Stuff dan Wasted
  2. Sabtu, 12 Oktober 2019, dari jam 13.00–15.00 WIB, Colony
  3. Sabtu, 12 Oktober 2019, dari jam 15.00–17.00 WIB, Menata Air Pipa Jakarta dan Cerdik Kelola Plastik
  4. Sabtu, 13 Oktober 2019, dari jam 13.00–15.00 WIB , Tale of a Forest
  5. Ahad, 13 Oktober 2019, dari jam 15.00–17.00 WIB, Freightened: Real Price of Shipping
  6. Senin, 14 Oktober 2019 , dari jam 19.00–21.00 WIB, Happening: A Clean Energy Revolution
  7. Selasa, 15 Oktober 2019, dari jam 19.00–21.00 WIB, The True Cost
  8. Rabu, 16 Oktober 2019, dari jam 19.00–21.00 WIB, Pulau Plastik
  9. Kamis, 17 Oktober 2019, dari jam 19.00-21.00 WIB, The Day & The Year
  10. Jumat, 18 Oktober 2019, dari jam 19.00–21.00 WIB, Disobedience
  11. Sabtu, 19 Oktober 2019, dari jam 13.00–15.00 WIB, No Impact Man
  12. Ahad, 20 Oktober 2019, dari jam 13.00–15.00 WIB, Cowspiracy
  13. Ahad, 20 Oktober 2019, dari jam 19.00–21.00 WIB, The Human Scale

Selama sepuluh hari festival berlangsung, screening film akan dilakukan di berbagai tempat yaitu di GoWork Coworking Space, GoFood Festival GBK, dan IFI (Pusat Kebudayaan Prancis. Sehingga di mana pun penonton berada dapat secara mudah mengakses lokasi penayangan.

IDEFF4Tidak hanya masalah di Jakarta, juga akan dibahas ekosistem alam dan permasalahannya melalui film: Tale of a Forest mengenai ekosistem hutan asri di Finlandia, dan Colony mengenai penting nya peran lebah dalam menjaga ekosistem alam.

Selain mengenai pemborosan makanan, festival ini juga akan menyentuh topik industri peternakan yang ramah lingkungan melalui film: The Day & The Year – peternakan kambing dan domba skala kecil di Austria, dan Cowspiracy mengenai efek industri peternakan sapi terhadap lingkungan dan bagaimana memecahkan masalah tersebut.

Sebelum ditutup penonton juga dapat belajar dari pengalaman seorang warga Amerika yang meninggalkan kehidupan mewahnya untuk hidup sangat sederhana demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui film: The Impact Man.

IDEFF5

Akan ada penayangan film menarik mengenai masalah yang sering dihadapi di Jakarta melalui dokumenter: Menata Pipa Air Jakarta yang menjadi salah satu sebab tenggelamnya Jakarta, beserta Cerdik Kelola Plastik dan Pulau Plastik.

IDEFF6
Kemudian film yang juga menceritakan industri renewable energi di masa depan beserta prospeknya melalui film Happening: A Clean Energy Revolution dan ditutup dengan The Human Scale mengenai hasil karya arsitek Denmark dan ahli tata-kota Jan Gehl yang mempunyai visi dalam mengubah lingkungan kota yang penuh dengan kemacetan dan minimum interaksi, menjadi tempat yang nyaman dihuni di mana penduduknya dapat saling berinteraksi di tempat terbuka.

IDEFF7

Setelah setiap film akan ada pembahasan mengenai topik tersebut dengan bintang tamu. Pengunjung mendapatkan kesempatan untuk bertanya, berbagi pengalaman, bahkan menyampaikan pendapat dari sudut pandang berbeda karena acara ini untuk berbagai pengalaman, saling belajar dan menginspirasi satu sama lain.

Michael Arief Gunawan, festival director Indonesian Eco Film Festival, menyampaikan bahwa pihaknya berharap dengan festival ini masyarakat Indonesia, terutama Jakarta akan lebih memahami mengenai masalah lingkungan hidup baik di Jakarta dan sekitarnya.

“Sehingga ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga memberikan inspirasi bagi mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah ini bersama. Film adalah media interaktif yang dapat membuka wawasan kita mengenai banyak hal, semoga festival ini dapat dilanjutkan setiap tahun dan juga membawa wawasan beserta interaksi dan inspirasi untuk kita semua,” katanya.

Sementara Brand Activation Lead for GoWork Charlie Coulson mengatakan, sebagai salah satu perusahaan coworking adidaya terkemuka di Indonesia, GoWork dengan misinya ingin memberdayakan karyawan profesional dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik. “Salah satunya dengan cara berkolaborasi dengan Livelife untuk mendukung program Eco Film Festival 2019, dan memperkenalkan salah satu fasilitas andalan GoWork yaitu event space yang dirancang dengan stylish, dengan misi mengembangkan ekosistem dan jaringan komunitas millennials hingga bisnis yang dipercaya bisa menjadi ruang kolaborasi,” ujarnya.

Peran GoWork di sini sangatlah penting di mana perusahaan-perusahaan yang menjadi pengguna ruang kerja di lebih dari 20 lokasi kami rata-rata di antaranya adalah milenial, dan kami ingin membantu mengkampanyekannya dengan membangun awareness untuk semakin lebih peduli terhadap lingkungan hidup di lingkungan kerja mereka,” imbuhnya.

Sedangkan VP Corporate Affairs for Food & Merchant Gojek Rosel Lavina, turut menambahkan, sebagai penyedia layanan mobile on-demand terdepan di Asia Tenggara, Gojek berkomitmen untuk memudahkan pelanggan, mitra merchant dan mitra driver untuk menjalani gaya hidup ramah lingkungan.

“Melalui inisiatif #GoGreener, GoFood sebelumnya telah meluncurkan fitur pilihan untuk tidak menyertakan alat makan sekali pakai dalam pemesanan makanan dan menyediakan tas pengantaran yang dirancang khusus untuk mitra driver. Kali ini, GoFood Festival sebagai jaringan pujasera UMKM dengan lokasi terbanyak sedunia melanjutkan inisiatif #GoGreener dengan menjadi salah satu fasilitator sebagai tuan rumah Indonesian Eco Film Festival di GoFood Festival GBK,” kata Rosel.

“Kami berharap dengan pemutaran film-film mengenai lingkungan hidup seperti ini di lokasi GoFood Festival bisa menginspirasi pengunjung GoFood Festival dan masyarakat yang lebih luas lagi untuk tergerak dan menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan,” tambah Rosel.

Bagi yang ingin menyaksikan film-film tersebut di atas, maka tiket sudah dapat diakses melalui link http:// bit.ly/IDEFF dan mendaftar untuk film hendak ditonton secara gratis. Namun bila ingin memberikan donasi akan disediakan tempatnya di lokasi. (cinemags/nad)