Headline

Soal Penyusupan Komunis, Panglima TNI Tak Mau Berpolemik

Kastara.ID, Jakarta – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turut berkomentar soal tudingan komunis telah menyusup ke tubuh TNI. Tudingan itu muncul seiring dengan dibongkarnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Wibowo dari Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

Hadi mengatakan dihilangkannya patung tiga tokoh penting dalam penumpasan G 30 S/PKI tahun 1965 itu tidak bisa dikaitkan dengan dugaan adanya komunis di TNI. Pasalnya menurut Hadi, isu komunis dalam TNI tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Hadi menegaskan sebuah pernyataan tidak bisa hanya didasarkan pada keberadaan patung di sebuah tempat.

Itulah sebabnya saat memberikan keterangan (27/9), mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) enggan terlibat dalam polemik tersebut. Terlebih menurut Hadi, pihak Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sudah mengklarifikasi soal mengapa patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Wibowo kini sudah tidak lagi terdapat di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Menurut Hadi biarlah institusi terkait yang memberikan penjelasan tentang kejadian tersebut.

Terkait pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal adanya penyusupan komunis di tubuh TNI, Hadi menilai hal itu lebih sebagai peringatan. Menurut Hadi, pendahulunya itu sedang mengingatkan para juniornya agar selalu waspada akan masuknya ideologi komunis. Hadi menambahkan, pernyataan Gatot juga sebagai pengingat agar peristiwa kelam di masa Orde Lama (Orla) itu tidak terulang.

Mantan Komandan Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang ini menerangkan TNI selalu mengutamakan faktor mental dan ideologi. Hadi menambahkan, TNI telah menjadikan pengawasan terkait ideologi sebagai agenda utama. Bukan saja terhadap radikal kiri, tetapi juga terhadap radikal kanan dan radikal lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo menyebut ada indikasi penyusupan komunis di tubuh TNI. Hal itu terlihat dari dibongkarnya patung Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Wibowo dari Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Padahal menurut Gatot, tiga orang tokoh Angkatan Darat (AD) berperan penting dalam penumpasan G 30 S/PKI. Dalam acara seminar online berjudul ‘TNI Vs PKI’ (26/9), Gatot mengaku aneh peran penting ketiganya coba dihapus.

Namun pernyataan Gatot itu sudah dibantah pihak Kostrad. Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman menjelaskan, patung tiga tokoh itu bukan dibongkar tapi diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

Dudung menerangkan, Azmyn merasa berdosa lantaran membuat patung bertentangan dengan keyakinan dan agamanya. (ant)

Leave a Comment

Recent Posts

KPU Depok Pastikan Tidak Diikuti Oleh Calon Perseorangan Dalam Pilkada 2024

Kastara.Id,Depok - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat Wili Sumarlin memastikan pemilihan…

55 Anggota PPK Depok di Lantik Dan Langsung Berkerja Untuk Pilkada Serentak 2024

Kastara.Id,Depok - Kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat secara  resmi melantik…

Pencabutan dan Pembatalan Surat Pernyataan Sikap

Kastara.Id,Depok - Berdasarkan  Nomor  015/BSS/PS/V-2024 TANGGAL 14 MEI 2024.  Seluruh jajaran pengurus Perkumpulan Barisan Supian…

Selamat Ginting: Jurnalisme Investigasi Berkontribusi Terhadap Pemerintahan Demokrati

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menegaskan, jurnalisme investigasi keberadaannya sangat penting…

Selamat Ginting : Demokrasi Asli Indonesia Sumbernya Semangat Kolektivisme

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, demokrasi asli Indonesia sumbernya adalah…

POPWILDA wilayah I Jabar di Ikuti Tujuh Daerah.

Kastara.Id,Depok - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono melepas ratusan atlet yang akan mengikuti…