Digitalisasi Marketing

Kastara.ID, Jakarta – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) mengadakan pelatihan Digitalisasi Marketing Pelaku UMKM Selama Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Sekitar Kanal Banjir Timur (KBT), Sabtu (28/11).

Pelatihan ini berlangsung secara tatap muka di Gedung IASTH Kampus UI Salemba, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat dan diikuti oleh 20 peserta pelaku UMKM yang tempat usahanya di sepanjang KBT, Jakarta Timur. Pelatihan berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Ketua Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG UI, Chotib mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah membantu para pelaku UMKM di wilayah KBT untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan omset usaha melalui pemanfaatan teknologi digital. Sehingga permintaan pelanggan dengan skala usaha yang lebih besar bisa terpenuhi.

Namun, karena banyak pedagang yang masih rendah dalam aksesibilitas mereka terhadap internet, maka perlu dilakukan pelatihan untuk memanfaatkan gawai atau smartphone yang mereka miliki.

“Target selanjutnya dari pelatihan ini adalah terciptanya multiplier effect melalui kegiatan saling berbagi ilmu yang diajarkan selama pelatihan di antara sesama anggota kelompok pedagang,” ujarnya.

Kepala Bidang UKM Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, pelaku UMKM sebagai pekerja sektor informal merupakan kelompok paling berdampak akibat pandemi Covid-19. Terjadi pengurangan pendapatan lebih dari 50 persen daripada ketika sebelum pandemi.

“Karenanya digitalisasi marketing adalah sebuah keniscayaan apalagi pada masa pandemi ini,” ucap Ratu.

Pemerintah DKI Jakarta berupaya meningkatkan kapasitas pelaku UMKM melalui Program Pengembangan Kewirausahaan JakPreneur di antaranya adalah pemberian pelatihan pemasaran dan bantuan bagi UMKM terdampak Covid-19.

“Pelaku UMKM ini berlokasi di tempat wisata, terminal, GOR, lokbin, loksem, dan usaha rumahan di DKI Jakarta. Pemprov DKI mengajak pelaku UMKM yang belum bergabung untuk mendaftarkan diri menjadi JakPreneur melalui tahapan Pengembangan Kewirausahaan Terpadu,” urai Ratu.

Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi DKI Jakarta dan Pendiri Wiranesia Foundation, Faransyah mengatakan, dari 57,9 juta pelaku UMKM 37 persennya sama sekali tidak memiliki akses internet, baik melalui komputer atau smartphone.

Sedangkan 36 persen memiliki akses internet namun tidak digunakan untuk penjualan produk, 18 persen yang menggunakan jejaring media sosial untuk penjualan produk; dan hanya sembilan persen yang serius menjual produk melalui jejaring sosial yang terintegrasi melalui platform e-commerce.

“Melalui pelatihan ini kita mengajak peserta untuk melakukan transformasi kewirausahaan digital. Transformasi ini dapat dilakukan melalui transformasi mental atau membuang mental gaptek, dan transformasi pola pikir yaitu, membangun pola pikir kewirausahaan digital,” kata Faransyah.

Untuk diketahui, metode yang diberikan pada pelatihan digitalisasi usaha UMKM adalah dengan pembelajaran teori dan praktik langsung pengelolaan aplikasi Google Business dalam rangka pemanfaatan IPTEK berbasiskan HP Android. (hop)