Purnabakti Kominfo

Kastara.ID, Jakarta – Ada yang berbeda dalam pelepasan purnabakti Kementerian Komunikasi dan Infromatika kali ini yang berlangsung di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (29/3). 

Mantan Kasubbag Tata Usaha Sekretariat Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Theresia Henrietta Wolf menyampaikan usulan agar Kementerian Kominfo meningkatkan kualitas manajemen arsip.

“Para pejabat harus bertanggung jawab kalau menggunakan anggaran negara harus ada dokumennya,” kata Theresia.

Perempuan yang akrab disapa Grace ini menjelaskan, sebagai pengguna anggaran negara, kelengkapan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dalam penggunaan anggaran negara tersebut. Bahkan ia mendorong dijadikan aturan yang bisa diterapkan untuk seluruh satuan kerja.

Bu Grace atau yang kadang menjuluki diri sebagai Bidadari Senja itu telah mengabdi di Kementerian Kominfo sejak tahun 1980. Ia pun berkisah singkat tentang pengalaman bekerja sejak masa Departemen Penerangan hingga saat ini. “Gaji pertama saya 16 ribu,” katanya.

Selama 38 tahun bekerja, menurut Grace ada banyak hal yang dijalani. “Meski ada pengalaman baik yang menyenangkan atau kurang menyenangkan, namun saya bertekad untuk tetap menjalankan tugas dengan baik,” ungkapnya seraya berterima kasih kepada seluruh rekan kerja dan meminta maaf jika pernah melakukan kesalahan.

Tindak Lanjut Saran

Menanggapi saran tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti menjanjikan tindak lanjut dari kesekjenan. Menurutnya, pemerintah saat ini sedang melakukan penyederhanaan regulasi.

“Sehingga penerbitan peraturan menteri dibatasi untuk hal-hal yang sangat penting, namun saran tersebut bisa dimasukkan sebagai tambahan di dalam peraturan menteri. Arsip bisa masuk Permen tapi sebagai additional dari permen lainnya,” kata Niken.

Sekjen Niken juga mengucapkan terima kasih atas pengabdian para purnabakti selama bekerja di Kementerian Kominfo. Ia menekankan bahwa purnabakti akan dapat memberikan pengabdian di bidang lain setelah memasuki masa pensiun.

“Masa pensiun merupakan puncak pencapaian terhebat bagi PNS dan bukan merupakan akhir dari perjalanan pengabdian tapi merupakan awal dari pengabdian lainnya,” katanya.

Sekjen Kominfo juga meminta purnabakti untuk melupakan pengalaman yang buruk dan mengingat hal yang baik. “Kita ingat saja pengalaman yang baik, kita maafkan hal-hal yang tidak enak,” ujarnya.

Selain itu, Sekjen Niken mengucapkan selamat kepada para purnabakti karena setelah memasuki masa pensiun dapat meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Dalam lima tahun terakhir, Korps Pegawai Negeri (KORPRI) Kementerian Kominfo rutin menggelar pelepasan purnabakti sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan ASN purnabakti. 

Pada awal April 2019 ini, pegawai yang memasuki purnabakti antara lain: Titus Tangke (Balmon Kelas II Jayapura), Marthin Pangemanan (Balmon Kelas II Merauke), Joko Purwoko (Direktorat Penyiaran), Sukampono (Direktorat Pengendalian Pos dan Informatika), Zuarmaita (Direktorat Pengendalian Pos dan Informatika), Thresia Henrietta Wolff (Sekretariat Ditjen Aptika), Hariadi Agung Sudrajat (Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Janadi (Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), dan Bambang Hariyadi (Pusat Pendidikan dan Pelatihan). (rya)