Matahari
Kastara.ID, Jakarta – PT Mahatari Departemen Store mengumumkan bakal menutup 13 gerai unit usahanya pada tahun ini. Hal ini lantaran sudah tidak mampu lagi menutup biaya operasional yang semakin tinggi. Hal ini terasa ironi lantaran pada April 2021, Matahari baru saja membuka satu gerai di Balikpapan, Kalimantan Timur.Saat memberikan keterangan awal pekan ini (26/4), Niraj Jain, Chief Financial Officer (CFO) PT Matahari Department Store Tbk mengatakan, saat ini terdapat 23 gerai yang kondisi keuangannya tidak baik. Kondisi ini justru menjadi beban bagi kinerja keuangan perusahaan.

Niraj menegaskan, 10 gerai dipastikan bakal ditutup pada tahun ini agar beban perusahaan tidak semakin berat. Sedangkan 13 gerai lainnya dalam pemantauan. Niraj menambahkan, bisa jadi 13 gerai itu juga bakal ditutup jika kondisi keuangannya tidak segera membaik.

Namun Niraj tidak menjelaskan gerai Matahari mana saja yang bakal ditutup tahun ini. Menurutnya hingga saat ini Matahari Departemen Store mengoperasikan 147 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah itu termasuk 23 gerai yang bakal ditutup. Niraj menerangkan selama kuartal I 2021, perusahaan mengalami kerugian hingga Rp 95 miliar. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94 miliar. Sedangkan pendapatan perusahaan justru anjlok hingga 25 persen dibanding tahun lalu. Pada periode ini, pendapatan bersih Matahari senilai Rp 1,16 triliun.

Untuk menopang kinerja perusahaan kinerja perusahaan, menurut Niraj, pihaknya telah  memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp 1 triliun. Matahari juga tercatat masih memiliki saldo pinjaman bank sebesar Rp 480 miliar.

Sementara Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, rencana penutupan gerai Matahari sangat wajar. Pasalnya hal itu dilakukan agar biaya operasional perusahaan jadi lebih efisien.

Robert menerangkan, tahun 2020 lalu biaya operasional perusahaan dengan kode emiten LPPF itu mencapai 71,4 persen.Nantinya jika sudah melakukan penutupan gerai, beban operasional perusahaan ritel legendaris itu akan turun menjadi 54,3 persen.