Marc Marquez dan Valentino RossiMarc Marquez dan Valentino Rossi. (motogp.com)

Kastara.id, Jakarta – Minggu, 5 Agustus 2018, saat berlangsungnya seri balapan di Automotodrom Brno di Republik Ceko, pembalap Repsol Honda Marc Márquez telah berusia 25 tahun dan 169 hari. Di Brno, Marquez akan menjalani balapan MotoGP-nya yang ke-100.

Dari 100 balapan di kelas para raja tersebut, 40 balapan di antaranya berhasil dimenangkan Márquez dan merengkuh juara dunia sebanyak empat kali. Namun jika dibandingkan sepanjang berlangsungnya MotoGP, sejumlah pembalap telah menbcapai prestasinya saat menjejak balapan ke-100-nya. Mereka adalah Jorge Lorenzo, Casey Stoner, Valentino Rossi, Mick Doohan, Eddie Lawson, dan Giacomo Agostini. Jika dibandingkan dengan mereka, apakah pencapaian Márquez benar-benar spektakuler?

Márquez sendiri sejak menjejakkan dirinya di kelas MotoGP telah memecahkan banyak rekor. Dengan mempertimbangkan usia dan tingkat keterampilannya, masa depannya diyakini bakal lebih cemerlang. Menurut kolumnis Manuel Pecinoyang menulis di Cycleworld.com, dirinya telah mencatat balapan MotoGP pertama Marquez dan membandingkannya dengan periode yang sama untuk pembalap top lainnya.

“Tetapi saya hanya menyertakan mereka yang telah berpartisipasi dalam setidaknya 100 balapan di kelas 500cc dan/atau MotoGP dan memenangkan lebih dari satu gelar dunia,” ujar Pecino.

Kriteria itu, menurut Pecino, mengecualikan juara dunia multi-waktu yang tidak pernah menyelesaikan 100 balapan, seperti Kenny Roberts (58), Mike Hailwood (59), Wayne Rainey (83), dan Barry Sheene (87). Alasan tidak ada pembalap yang mencapai 100 balapan ini sebagian besar karena fakta bahwa selama karir mereka masing-masing, relatif sedikit balapan diadakan setiap musim. Selain itu, karier pengendara umumnya lebih pendek daripada sekarang.

MotoGP Races
Tabel perbandingan prestasi tujuh pembalap top usai menjalani 100 balapan di kelas MotoGP. (cycleworld)

Tahun ini adalah musim keenam Márquez di MotoGP dan yang ke-11 di ajang Grand Prix jika menghitung perjalanannya melalui kelas 125cc dan Moto2 yang lebih kecil. Roberts berada di kejuaraan selama enam tahun, sementara Rainey juga membalap di kelas 500cc selama enam tahun. Freddie Spencer juga tetap bertahan dalam 62 balapan di kelas 500cc.

Mari lupakan pengecualian di atas dan lanjutkan ke perbandingan sesuai judul. Dari tujuh pembalap teratas, Agostini berada di puncak daftar pemenang di 100 balapan pertama. Tabel tersebut sekaligus menjelaskan posisi hak istimewa itu, yaitu dari tahun 1968 hingga 1972, Agostini memenangkan setiap perlombaan 500cc yang ia selesaikan. Ini menjadi bukti bahwa pada musim-musim itu, tingkat kompetitif mesin di kelas tersebut relatif rendah.

Ketika Rossi mencapai 100 balapan, ia telah mendapatkan 78,2 persen poin kejuaraan yang luar biasa yang tersedia baginya saat itu.

Sementara itu, Márquez tidak pernah memenangkan lebih dari enam balapan per musim, kecuali pada tahun 2014, tahun kedua di MotoGP, ketika ia mencatat jumlah 13 kemenangan terbanyak dalam satu musim.

Di sisi lain, Mike Doohan adalah pembalap yang sangat bergantung pada perbandingan ini. Juara dunia lima kali 500cc itu mencapai 100 dokter sebelum 1997, musim di mana ia memiliki 12 kemenangan (rekor lain yang juga dipecahkan oleh Márquez).

Márquez juga merupakan pebalap termuda dalam perbandingan ini. Sebuah indikasi tentang berapa banyak jumlah balapan per musim telah mempengaruhi raihan yang dicapai. Agostini mencapai GP ke-100 pada usia 33 tahun. Lorenzo dan Stoner mencapai tanda yang sama pada usia 26. Namun, Márquez baru berusia 25 tahun. Target berikutnya adalah GP ke-150, yang bakal tercapai paling tidak dalam tiga musim. Lalu siapa yang akan dilampaui Marquez saat itu? (dwi)