Partai Berkarya

Kastara.id, Depok – Ketua DPD Partai Berkarya Kota Depok Acep Saepudin didampingi Ketua DPD Tangsel Subari Martadinata mengatakan, Partai Berkarya Depok dan Tangsel tetap bersinergi karena bersaudara.

“Memang asal mulanya Provinsi Jabar. Jadi ketika menjadi Provinsi Banten, kerja sama tetap terus terbangun,” ujarnya saat ngopi bareng di Depok, Jabar Minggu (29/7).

Menurutnya, dikumpulkannya pengangguran terbuka, merupakan sikap memberanikan diri tidak hanya mendengar dari Disdukcapil, tapi ingin tahu lebih jelas dan pasti dengan membuka pengumuman. “Maka kami ingin mencatat warga Depok yang pengangguran berapa jumlahnya,” tutur Acep.

Dengan upaya tersebut, akan terbuka jumlah pengangguran dari tingkat SMA sampai perguruan tinggi yang dicatat dengan resmi.

“Kami bersama dengan jajaran DPD Partai berkarya Kota Depok nanti, setelah terjaring kami akan siap menyalurkan ke mana dia harus memasuki pendidikan, apakah seperti balai latihan belajar ngelas misalnya, STM berapa, terus SMK berapa,” ujar Acep.

Acep juga menandaskan, dengan upaya tersebut pihaknya jadi tahu pasti dan “bukan katanya-katanya” berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Depok. Ketika jumlahnya sudah tercatat, nantinya bagi wakil rakyat yang terpilih dari Partai Berkarya juga harus bisa menerima aspirasi mereka langsung, bahkan menyampaikan kepada Dinas terkait.

Sebagai pelayan masyarakat, Partai Berkarya juga harus menerima laporan yang akan disampaikan kepada pimpinan dan diperjuangkan. Nantinya upaya ini harus dan wajib diterapkan oleh para caleg Partai Berkarya.

Acep menegaskan, target Partai Berkarya di Kota Depok sebanyak 18 kursi bukan main-main. Target tersebut, menurut Acep bukan bercanda dan bukan omdo (omong doang). Ya kalau semua kepala Pemerintahan bekerja sama dengan stakeholder yang ada seperti KADIN dan lain sebagainya. “Kami Partai Berkarya dengan perekonomian kerakyatannya akan berupaya membina para pedagang kaki lima dan yang lainnya,” tandas Acep.

“Artinya, pengangguran pun akan dengan sendiri berkurang kalau dia mau usaha. Misalnya pengangguran perlunya mesin cuci motor, saya siapkan cuci motor dan nggak perlu bayar. Saya siapkan cuci motor dan peralatannya. Itu kan salah satu mengantisipasi pengangguran dan mengurangi pengangguran. Yang penting pada dasarnya pengangguran ini mau bekerja keras sesuai dengan keahliannya,” pungkasnya. (rud)