Ma'ruf Amin

Kastara.ID, Jakarta – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih meningkatkan peran Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. Mardani menyebut Ma’ruf adalah tokoh yang spesial, terutama di bidang keumatan. Sehingga sangat disayangkan jika kapasitas dan integritasnya tidak dioptimalkan.

Saat menanggapi rilis survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO), Mardani mengatakan selama satu tahun pemerintahan, pemerintah hanya mengandalkan Jokowi. Peran Ma’ruf nyaris tak terlihat (28/10). Hal ini dikhawatirkan bisa memicu ketidakseimbangan kinerja antara presiden dan wapres.

Mardani menyebut kondisi ini sangat menyedihkan. Seharusnya keduanya bisa menjadi dwi tunggal yang bisa bekerja secara optimal.

Sebelumnya Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam konferensi pers virtual (28/10) memaparkan hasil survei terbaru. Dalam survei tersebut tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi sebesar 51 persen. Jumlah ini meningkat dibanding survei pada Juli 2020 sebesar 33,5 persen.

Sedangkan tingkat ketudakpuasan terhadap Ma’ruf Amin sebesar 67 persen, meningkat dibanding survei sebelumnya sebesar 42,5 persen.

Kinerja para menteri kabinet pun mendapat banyak respons negatif. Terlihat dari 66 persen responden menginginkan dilakukan reshuffle atau perombakan kabinet. Hanya 22 persen yang tidak setuju reshuffle.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi menteri paling tidak memuaskan. Sebanyak 57 persen responden ingin Terawan diganti. Selain itu sebanyak 55 persen responden ingin Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate diganti.

Anggota kabinet lain yang didesak untuk diganti adalah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebesar 47 persen, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebesar 44 persen, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebesar 40 persen.

Survei juga mencatat figur-figur yang diharapkan masuk kabiner, yakni Susi Pudjiastuti  sebesar 40,1 persen, Arief Yahya 35,7 persen, Dahlan Iskan 32,3 persen, Ignasius Jonan 26,6 persen, dan Sandiaga Uno 23,9 persen.

Dedi menjelaskan, survei dilakukan pada 12-23 Oktober 2020 dengan metode purposive sampling terhadap 170 orang opinion er dan multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error 2,9 persen. (ant)