Indonesia Tiongkok

Kastara.id, Solo – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir berpartisipasi aktif dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Hubungan Antarmasyarakat RI-RRT ke-tiga (High Level Meeting People-to-People Exchange Mechanism-HLPEM 3) di Solo, Jawa Tengah, setelah sehari sebelumnya dengan sukses menggelar Forum Kerja sama Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Jakarta.

Pada HLPEM 3, Menristekdikti menandatangani ‘Rencana Aksi IPTEK dan Inovasi Indonesia Tiongkok 2018-2020, kerja sama di bidang Sains Tekno Park (focal point Dirjen Kelembagaan Iptekdikti), dan Riset Bersama Konstruksi Pelabuhan untuk Mitigasi Bencana (focal point ITB).

Menandai 67 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok, Menristekdikti dalam keterangannya, Rabu (29/11) mengatakan bahwa Tiongkok merupakan salah satu mitra potensial Indonesia dalam pengembangan pendidikan tinggi, iptek, dan inovasi.

Sejak pertemuan HLPEM-1 diadakan pada 2015, yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK dan Kantor Wakil PM Tiongkok, Kemenristekdikti telah berperan aktif sehingga melahirkan tiga Laboratorium Riset Bersama di bidang Bioteknologi (focal point BPPT), HTGR High Temperature Gas Cooled Reactor- penggunaan teknologi nuklir untuk maksud damai di bidang energi (focal point BATAN), serta Pusat Transfer Teknologi Indonesia China (focal point LIPI).

Di samping itu, dalam bidang pendidikan tinggi juga telah disepakati program beasiswa bersama, baik ‘degree, training, maupun internship’.

Ke depan para peneliti Indonesia diundang untuk berkompetisi pada program Talented Young Scientist Program (TYSP), yaitu program magang di Tiongkok dari 6 bulan sampai 1 tahun, dalam bidang-bidang IPTEK. Program ini ditawarkan oleh Pemerintah Tiongkok dan akan dikoordinasikan lebih lanjut melalui Kemenristekdikti dan Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia. (nad)