Kasad

Kastara.ID, Jakarta – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dari Jenderal TNI Mulyono kepada Jenderal TNI Andika Perkasa di Markas Besar TNI Angkatan Darat Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (29/11).

Di dalam amanatnya, Panglima TNI mengatakan bahwa Angkatan Darat (AD) adalah kompunen kekuatan besar bangsa dengan kekuatan sejarah dari rangkaian peristiwa sejarah lahirnya NKRI. Pada setiap jaman, AD selalu memegang peranan penting baik pertahanan negara maupun konteks pembangunan nasional.

Menurutnya, pada periode kepemimpinan nasional, TNI AD sebagai bagian TNI selalu memegang peran sentral dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai ancaman tantangan di dalam maupun di luar telah membentuk TNI AD sebagai organisasi yang modern, dinamis, visioner, dan adaptif.

Ia mengatakan, kompleksitas inilah mendasari kebutuhan TNI AD akan kepemimpinan yang kuat dan profesional serta visioner untuk menjaga keberlanjutan program TNI AD dalam ritme pencapaian tugas yang tinggi dibutuhkan regenerasi kepemimpinan yang terencana dan terstruktur.

Lebih lanjut Hadi mengatakan, kepemimpinan regeneratif (regenerative leadership) adalah model kepemimpinan integral, berdasarkan pada kerangka kerja, membangun perilaku positif individu anggota organisasi. Kepemimpinan tersebut sekaligus membangun kesadaran secara kolektif pada organisasi. “Prinsip dari model kepemimpinan ini adalah untuk meredefinisi siapa diri kita, dan selanjutnya meredesain apa yang akan kita kerjakan,” jelasnya.

Dengan demikian akan selalu muncul proses perubahan yang berkelanjutan (sustainability), dalam gagasan maupun kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Panglima, kepemimpinan regeneratif akan lebih sempurna bila dipadukan dengan model kepemimpinan transformasional. “Di sini seorang pemimpin bekerja sama dalam suatu tim, mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan, dan menyusun suatu visi sebagai panduan untuk pencapaian di masa depan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Panglima TNI mengingatkan bahwa tahun 2019 adalah tahun yang sangat krusial. Krusial dalam konteks kepemimpinan nasional, maupun dalam rencana program pembangunan, khususnya TNI Angkatan Darat.

Pada tahun 2019, Masyarakat Indonesia juga akan melaksanakan perhelatan nasional, berupa pemilihan presiden dan pemilihan legistatif. “Saya kembali menekankan agar seluruh prajurit TNI Angkatan Darat, memegang teguh netralitas TNI, dan tidak memihak pada kontestan mana pun,” imbuhnya.

Menurutnya, netralitas TNI adalah formulasi terbaik tentang posisi TNI dalam kontestasi pemilihan umum, agar pesta demokrasi dapat berjalan dengan jujur, adil, dan berkualitas.

Sertijab ini dihadiri oleh Menkopolhumkam Wiranto, Menhan Ryamizard Ryacudu, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukmadji, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, serta purnawirawan TNI dan seluruh Panglima Komando Utama. (rya)