TVRI

Kastara.ID, Jakarta – Tagar #BoikotTVRI tiba-tiba menjadi trending topic di jejaring sosial twitter. Hal ini diduga tak lepas dari pengangkatan Imam Brotoseno sebagai Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) periode tahun 2020-2022.

Hingga Jumat (29/5), tagar #BoikotTVRI sudah dicuitkan lebih dari lima ribu kali. Umumnya warganet menganggap sutradara film 3 Srikandi itu tidak layak menjadi Dirut TVRI menggantikan Helmy Yahya. Beberapa warganet juga menampilkan cuitan lama Imam yang dirasa tidak pantas.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyoroti latar belakang Imam sebagai penulis di majalah khusus dewasa Playboy. Hidayat menyebut penunjukan Imam sebagai Dirut TVRI tidak sesuai dengan TAP MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Menurutnya, TAP MPR tersebut menekankan etika malu berbuat hal yang bertentangan dengan moral dan agama.

Warganet pun mempermasalahkan sisi moralis Imam. Pemilik akun @Hilmi28 menuliskan bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menjadi tauladan bagi rakyat. Pasalnya saat ini Indonesia sedang krisis akhlak. Menurut pemilik akun, Helmi Yahya lebih pantas menjadi Dirut TVRI. Terlebih Helmi telah berhasil membawa TVRI naik daun.

Sedangkan pemilik akun @VADUKA__KOLAK mempertanyakan apakah krisis akhlak akan terus dipertontonkan. Apakah TVRI akan memberikan tontonan yang jauh dari tuntunan. Pemilik akun tak lupa menulis tagar #BoikotTVRI.

Pemilik akun @haidirpalagu mencuitkan semenjak Helmi Yahya jadi Dirut TVRI dirinya sangat antusias menonton televisi milik pemerintah itu. Terutama tayangan olah raga seperti bulu tangkis dan sepak bola Liga Inggris. Tapi setelah punya dirut baru, pemilik akun mengaku bakal enggan menonton TVRI.

Seperti diketahui, pada Selasa (26/5) lalu, Dewan Pengawas (Dewas) LPP TVRI secara resmi menunjuk Imam Brotoseno sebagai Direktur Utama Pengganti Antar Waktu LPP TVRI periode tahun 2020-2022. Imam menggantikan Helmy Yahya yang diberhentikan oleh Dewas beberapa waktu lalu. (ant)